BERIKABARNEWS | KYIV – Rusia kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Ukraina pada Senin dini hari, menewaskan satu warga sipil, melukai tujuh orang lainnya, serta menyebabkan sejumlah kebakaran hebat di ibu kota Kyiv.
Menurut laporan pejabat kota, serangan yang menggunakan drone dan rudal ini memicu ledakan besar yang menerangi langit malam Kyiv, sementara suara bising mesin drone menggema di antara gedung pencakar langit.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan bahwa tim penyelamat dan medis dikerahkan ke empat distrik yang terkena dampak. Beberapa infrastruktur sipil ikut rusak, termasuk stasiun kereta bawah tanah, toko, rumah warga, dan taman kanak-kanak.
Skala Serangan Sangat Besar
Dilansir dari Reuters, Komando Angkatan Udara Ukraina mengonfirmasi bahwa Rusia menembakkan 426 drone dan 24 rudal ke berbagai wilayah Ukraina sepanjang malam, meski hanya 23 drone yang berhasil menembus sistem pertahanan udara.
Di wilayah Ivano-Frankivsk, yang berjarak ratusan kilometer dari Kyiv, empat orang termasuk seorang anak turut terluka. Wali kota setempat menyebut ini sebagai serangan terbesar yang pernah terjadi sejak invasi Rusia dimulai pada 2022.
Sementara itu di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, Wali Kota Ihor Terekhov menyebut Rusia meluncurkan 12 serangan yang mengakibatkan kebakaran fasilitas industri sipil dan kerusakan berat pada gedung-gedung apartemen.
Latar Belakang Konflik Rusia-Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina bermula sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea setelah Revolusi Dignitas. Sejak itu, wilayah timur Ukraina dilanda konflik antara militer Ukraina dan separatis pro-Rusia yang didukung oleh Moskow.
Pada 24 Februari 2022, Rusia meluncurkan invasi penuh ke Ukraina, yang memicu krisis kemanusiaan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Sejumlah wilayah Ukraina diduduki, ribuan warga sipil tewas, dan jutaan lainnya mengungsi.
Rusia juga dituduh melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap infrastruktur sipil. Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas dugaan kejahatan perang. *