BERIKABARNEWS l JAKARTA – Inovasi konservasi lingkungan berbasis digital karya anak daerah, Mangrove Digital Rudi Bacok asal Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, berhasil mencuri perhatian di tingkat regional. Program ini berpartisipasi dalam ASEAN for the Peoples Conference (AFPC) 2025, forum bergengsi yang digelar di Jakarta pada 4–5 Oktober 2025.
Konferensi ini diikuti sekitar 100 organisasi dari berbagai negara ASEAN yang fokus pada isu-isu strategis kawasan seperti lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan kepemudaan. Selain memperluas jejaring, AFPC juga menjadi ruang advokasi dan kolaborasi masyarakat sipil se-Asia Tenggara.
Membawa Resiliensi Akar Rumput ke Panggung ASEAN
Rudi Bacok, pegiat lingkungan asal Desa Sungai Kupah, Kubu Raya, mengaku bangga dapat membawa kisah perjuangan masyarakat pesisir ke panggung internasional. Ia menyebut partisipasinya di AFPC sebagai langkah penting untuk memperkuat kerja sama lintas negara dalam menghadapi krisis iklim.
“Kehadiran kami di forum terhormat ini adalah jembatan untuk membawa cerita resiliensi dari Desa Sungai Kupah kepada para pemimpin dan pegiat perubahan di seluruh Asia Tenggara,” ujar Rudi Bacok.
Ia menekankan bahwa solusi atas tantangan iklim global sering lahir dari aksi kecil yang konsisten di tingkat masyarakat lokal. Melalui inovasi Mangrove Digital, Rudi dan timnya berupaya mentransformasi pengalaman lapangan menjadi cetak biru (blueprint) yang dapat direplikasi di wilayah pesisir ASEAN lainnya.
“Melalui AFPC, kami tidak hanya ingin menampilkan model konservasi yang telah kami bangun, tetapi juga untuk belajar, berdialog, dan menjalin kemitraan strategis,” tambahnya.
Apresiasi Dukungan dari FPCI dan Stakeholder Lokal
Rudi Bacok menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah memfasilitasi partisipasinya di forum internasional tersebut. Ucapan terima kasih khusus diberikan kepada Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), atas dukungan dan kesempatan berharga yang diberikan.
Selain itu, penghargaan juga disampaikan kepada AFT Supadio Pontianak, DLHK Provinsi Kalbar, serta Haji Sahrudin, S.E., yang turut berperan mendukung keberangkatan dan kegiatan Mangrove Digital di konferensi ini.
Dari Kubu Raya untuk ASEAN
Kehadiran Mangrove Digital Rudi Bacok di AFPC 2025 menjadi bukti bahwa inovasi lokal dari Kalimantan Barat mampu menembus panggung internasional.
Upaya konservasi yang berbasis masyarakat ini kini menjadi inspirasi bagi negara-negara di Asia Tenggara dalam membangun gerakan lingkungan yang inklusif dan berkelanjutan. (ndo)