BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Sektor pariwisata Kalimantan Barat terus menunjukkan geliat positif. Jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, melonjak signifikan dalam lima tahun terakhir. Di balik kebangkitan ini, pelaku industri pariwisata mengakui adanya peran besar Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar yang konsisten mendampingi mereka sejak masa-masa tersulit pandemi Covid-19.
Pelaku pariwisata Kalbar, Nugroho Henray Ekasaputra, menyebut Disporapar Kalbar bukan hanya mitra kerja, melainkan “kawan di kala susah”. Menurutnya, saat sektor wisata lumpuh akibat pembatasan kegiatan pada masa pandemi, Disporapar Kalbar tidak tinggal diam. Mereka hadir memberi dukungan, mendengarkan aspirasi, dan mencari jalan bersama agar industri tetap bertahan.
“Kami menjadi saksi kolaborasi yang sangat baik antara Disporapar Kalbar dan kami pelaku pariwisata. Mereka bukan sekadar instansi pemerintah, tapi benar-benar kawan saat susah. Ketika pariwisata terpuruk karena Covid-19, mereka ikut turun tangan membantu agar sektor ini tetap hidup,” ujar Nugroho, dalam kegiatan Network Spotlight bersama Jejaring Pariwisata Kalbar di Café Aming Hutan Kota Pontianak, beberapa waktu lalu.
Nugroho menambahkan, hasil kolaborasi itu kini mulai terasa. Industri pariwisata Kalbar bangkit dengan cepat.
Data Disporapar Kalbar mencatat, jumlah wisatawan nusantara naik tajam dari 1,85 juta pada 2020 menjadi 8,16 juta pada 2024. Sementara wisatawan mancanegara meningkat dari 16.810 menjadi 87.561 pada periode yang sama.
“Lima tahun lalu kita bertahan, sekarang kita menikmati hasilnya. Hotel-hotel baru bermunculan, wisatawan makin banyak, dan ekonomi masyarakat ikut bergerak. Ini bukti nyata bahwa kerja sama pemerintah dan pelaku wisata berjalan dengan baik,” ujarnya.
Kepala Disporapar Kalbar Windy Prihastari mengatakan, kebangkitan pariwisata saat ini merupakan hasil dari kerja keras dan kebersamaan semua pihak. Disporapar Kalbar, lanjutnya, hanya menjadi fasilitator yang menjembatani pemerintah, pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat agar bergerak seirama dalam mengembangkan potensi wisata daerah.
“Pandemi memberi pelajaran penting bahwa pariwisata tidak bisa berdiri sendiri. Kolaborasi adalah kunci. Kami terus memperkuat jejaring, mendorong inovasi, dan membuka ruang promosi seluas-luasnya bagi pelaku industri,” kata Windy.

Menurutnya, pertumbuhan sektor pariwisata Kalbar yang kini mulai stabil menjadi bagian dari upaya menuju visi Pariwisata Emas 2045 sebuah arah pembangunan nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata unggulan dunia berbasis keberlanjutan dan kualitas.
“Kami ingin memastikan Kalbar menjadi bagian penting dari Pariwisata Emas 2045. Langkah-langkah kecil yang dilakukan hari ini, seperti memperkuat jejaring pelaku wisata melalui Network Spotlight, adalah bagian dari perjalanan panjang menuju visi itu,” jelasnya.
Kebangkitan sektor ini juga ditandai dengan tumbuhnya investasi baru di bidang perhotelan dan jasa wisata. Pembukaan Hotel Novotel Pontianak Convention Center pada Sabtu (18/10/2025) menjadi salah satu bukti kepercayaan investor terhadap prospek pariwisata Kalbar.
Baca Juga : 2143 Koperasi Merah Putih Kalbar Siap Bergerak, 245 Pendamping Ikuti Pelatihan
Hotel berbintang empat berstandar internasional itu menambah deretan fasilitas modern yang siap mendukung kegiatan bisnis dan wisata di Pontianak.
Selain itu, tingkat lama tinggal wisatawan di Kalbar juga menunjukkan tren positif. Pada 2023, rata-rata wisatawan menghabiskan waktu hingga 9 hari, menjadi indikasi bahwa daya tarik destinasi dan kenyamanan layanan wisata di daerah ini semakin kuat.
Windy menegaskan, pihaknya akan terus menjaga momentum ini dengan mendorong promosi kreatif, pengembangan SDM pariwisata, serta inovasi destinasi di seluruh kabupaten/kota.
“Kita sudah melewati masa sulit bersama. Sekarang waktunya melangkah lebih jauh. Dengan semangat kolaborasi yang terbangun, Kalbar siap menuju masa keemasan pariwisata,” pungkas Windy. (ndo)