BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) terus memperkuat sektor ekonomi daerah dengan memperluas akses pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing UMKM sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar Harisson menyampaikan, total penyaluran KUR di Kalimantan Barat tahun ini mencapai Rp4 triliun. Dana tersebut disalurkan melalui Bank Kalbar serta beberapa bank anggota Himbara, seperti BRI, BNI, BSI, BTN, Mandiri, dan Pegadaian.
“Hari ini kita melaksanakan penandatanganan Akad Massal KUR secara nasional. Untuk Kalbar, total dana yang disalurkan mencapai Rp4 triliun. Bank Kalbar sendiri menyalurkan sekitar Rp700 miliar untuk UMKM sepanjang tahun ini,” ujar Harisson di Aula Garuda, Kompleks Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (21/10/2025).
KUR Tanpa Agunan untuk Pinjaman Hingga Rp100 Juta
Harisson menjelaskan, pemerintah memberikan kemudahan bagi pelaku usaha kecil dengan menyediakan fasilitas KUR tanpa agunan untuk pinjaman hingga Rp100 juta. Sementara pinjaman di atas Rp100 juta hingga Rp500 juta tetap memerlukan jaminan sesuai ketentuan perbankan.
“Pemerintah memahami banyak pelaku usaha kecil tidak memiliki jaminan. Karena itu, untuk KUR hingga Rp100 juta tidak diperlukan agunan. Namun di atas itu, tetap mengikuti regulasi agar penyaluran berjalan tertib dan aman,” jelasnya.
Ia berharap program KUR ini dapat dimanfaatkan secara produktif untuk mendorong pertumbuhan usaha dan membuka lebih banyak lapangan kerja di Kalbar.
“Saya harap penerima KUR benar-benar memanfaatkan dana ini secara optimal. Jika dikelola dengan baik, usaha akan berkembang dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Dukung Inklusi Keuangan dan Ekonomi Lokal
Program Akad Massal KUR merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperluas inklusi keuangan dan memastikan akses pembiayaan merata hingga ke tingkat daerah. Melalui sinergi antara pemerintah dan lembaga keuangan, UMKM di Kalbar diharapkan mampu tumbuh mandiri dan menjadi penggerak utama ekonomi lokal.
Direktur Pemasaran Bank Kalbar, Yuse Chaidi Amzar, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat alokasi dana KUR sebesar Rp700 miliar, dan hingga September 2025 telah menyalurkan sekitar Rp580 miliar kepada pelaku UMKM di berbagai sektor.
“Kami berharap penyaluran KUR ini dapat memperkuat sektor perdagangan, perkebunan, dan pertanian yang menjadi unggulan di Kalbar,” ujarnya.
Selain menyalurkan pembiayaan, Bank Kalbar juga memberikan pendampingan usaha agar pelaku UMKM mampu mengelola bisnisnya secara berkelanjutan.
“KUR bukan sekadar bantuan modal, tetapi upaya membangun kemandirian ekonomi masyarakat. Kami ingin pelaku UMKM bisa naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas,” tegas Yuse.
Baca Juga : Kalbar Raih Peringkat Ketiga Nasional Penyelenggaraan Kearsipan Daerah 2024
Kisah Sukses Penerima KUR: UMKM Herbal Asal Pontianak Naik Kelas
Salah satu penerima manfaat KUR, Anna Susanti, pelaku UMKM minuman herbal asal Pontianak, mengaku program ini sangat membantu dalam pengembangan usahanya. Produk herbal miliknya kini telah menembus pasar Bandung dan Jakarta melalui platform digital seperti TikTok.
“Alhamdulillah, kami sangat terbantu dengan program KUR ini. Selama ini sering terkendala jaminan, dan dengan KUR tanpa agunan, kami bisa menambah modal untuk memperluas usaha,” ungkap Anna.
Sebagai anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Pontianak dan Komunitas Mantap Indonesia, Anna juga aktif membina para pensiunan agar tetap produktif.
Dengan tambahan modal dari KUR, Anna berencana memperluas produksi minuman herbal serta mengembangkan produk baru berupa minyak pijat herbal untuk kebutuhan rumah facial dan totok aura miliknya.
“Karena permintaan semakin banyak, saya ingin meningkatkan kapasitas produksi agar bisa memenuhi pasar yang lebih luas,” tutupnya. *
MC Kalbar/InfoPublik.id
