BERIKABARNEWS l SEKADAU – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat (Kadisporapar Kalbar), Windy Prihastari, S.STP., M.Si., bersama tim Disporapar Kalbar, turun langsung ke Kampung Tenun Desa Kumpang Ilong, Kabupaten Sekadau, untuk membuka secara resmi Workshop Tenun. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov Kalbar dalam melestarikan Tenun Tradisional Sekadau, warisan budaya yang berasal dari Suku Mualang.
Kumpang Ilong, Sentra Warisan Budaya Suku Mualang
Desa Kumpang Ilong di Kecamatan Belitang Hulu dikenal sebagai pusat tradisi menenun masyarakat Mualang. Di desa ini, kegiatan menenun bukan hanya keterampilan, melainkan bentuk pelestarian nilai-nilai leluhur yang diwariskan secara turun-temurun, terutama oleh para ibu penenun.
Dalam kunjungannya, Kadisporapar Kalbar berinteraksi langsung dengan para pengrajin yang menghasilkan kain-kain indah dengan motif khas Tenun Sekadau, seperti Lingkok Petara, Daun Wi, Engkrebang Puang, Alu, dan Maram.
Setiap motif memiliki filosofi tersendiri dan mencerminkan kisah sejarah masyarakat Suku Mualang yang penuh makna.
Warisan Kuliner: Jimot Lulon sebagai Identitas Gastronomi Lokal
Selain meninjau kerajinan tenun, Windy Prihastari juga mengangkat potensi wisata gastronomi di Kumpang Ilong. Salah satu kuliner khas yang menjadi perhatian adalah Jimot Lulon, makanan tradisional Suku Mualang yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2020.
Jimot Lulon biasanya disajikan pada acara adat dan perayaan besar seperti Gawai atau penyambutan tamu. Hidangan ini melambangkan semangat kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Mualang terhadap alam dan leluhur.

Baca Juga : Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Momentum Menjaga Kekayaan Hayati Kalimantan Barat
Komitmen Pemprov Kalbar: Pariwisata Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal
Melalui kunjungan ini, Kadisporapar Kalbar menegaskan bahwa pengembangan pariwisata Kalimantan Barat tidak hanya berfokus pada potensi alam, tetapi juga pada pelestarian warisan budaya dan kuliner tradisional.
Tenun Sekadau dan Jimot Lulon diharapkan menjadi ikon wisata budaya yang memperkaya identitas daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Pelestarian budaya dan kearifan lokal seperti tenun dan kuliner tradisional merupakan bagian penting dari pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kalimantan Barat,” ujar Windy Prihastari.
Dengan langkah ini, Pemprov Kalbar berupaya menjadikan warisan budaya Suku Mualang sebagai daya tarik unggulan pariwisata yang mampu memperkuat karakter dan kebanggaan masyarakat Kalbar. *
Sumber :
Instagram.com/@disporaparkalbar
