BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Lebih dari 50 kuliner khas Malaysia dan Indonesia turut memeriahkan Mini Karnaval Malaysia 2025 yang digelar di Taman Rektorat Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, pada Rabu (12/11). Acara ini merupakan lanjutan dari Festival Kuliner Malaysia yang sukses menarik perhatian masyarakat tahun lalu.
Kegiatan dibuka secara simbolis melalui atraksi pembuatan Teh Tarik oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, mewakili Gubernur Kalbar, didampingi oleh Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri Abd Rahim, serta Rektor Untan, Prof. Garuda Wiko.
Dalam sambutannya, Windy menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara Pemerintah Provinsi Kalbar dan Konsulat Malaysia di Pontianak. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang kuliner, tetapi juga promosi pariwisata, ekonomi kreatif, serta pertukaran budaya.
“Kegiatan seperti ini mengajak generasi muda Kalbar, khususnya mahasiswa Untan, untuk lebih mengenal kebudayaan dua negara,” ujar Windy.
Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri, menjelaskan bahwa tahun ini Mini Karnaval Malaysia digelar selama dua hari karena tingginya antusiasme masyarakat. Selain kuliner, acara juga diisi dengan pameran kesehatan, seminar kebudayaan, dan diskusi UMKM lintas negara.
“Besok akan dilanjutkan dengan seminar UMKM yang fokus pada potensi produk perbatasan, khususnya Sarawak–Kalbar,” jelasnya.

Baca Juga : Gubernur Kalbar Dukung Percepatan Pembangunan IKN
Salah satu agenda yang menarik perhatian adalah seminar tentang Pantun, menghadirkan peminat seni dari Sarawak, dosen dari Malaysia, serta budayawan Melayu Kalbar. Pengunjung juga antusias mencicipi hidangan khas seperti Nasi Kandar Malaysia, Roti Cane, dan Teh Tarik yang disajikan berdampingan dengan kuliner lokal Indonesia.
Rektor Untan, Prof. Garuda Wiko, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata diplomasi budaya antara Indonesia dan Malaysia.
“Diplomasi antarnegara kini tidak hanya lewat jalur formal, tetapi juga melalui budaya dan kuliner yang menjadi bahasa universal,” ungkapnya.
Ia berharap Mini Karnaval Malaysia bisa menjadi agenda tahunan dan wadah kolaborasi lintas bidang, termasuk pendidikan.
Untan sendiri telah menjalin kerja sama dengan berbagai universitas di Malaysia, seperti Universiti Malaysia Sarawak (Unimas), melalui program matching fund untuk riset dan pengembangan ilmu.
“Dari budaya hingga pendidikan, semua ini adalah upaya memperkuat persahabatan dua bangsa serumpun,” tutup Prof. Garuda. (ndo)
