BERIKABARNEWS l – Pemerintah menegaskan bahwa Indonesia tengah menghadapi peningkatan signifikan kasus bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan longsor yang terjadi di berbagai daerah mulai dari Malang hingga Papua. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyebut kondisi ini merupakan dampak langsung dari perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin serius.
Pernyataan itu disampaikan saat Menko PMK menghadiri kegiatan Penanaman Vegetasi untuk Mitigasi di empat provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kegiatan utama dipusatkan di Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Pratikno menekankan bahwa upaya mitigasi bencana tidak dapat dilakukan secara sektoral. Menurutnya, penanganan harus menjadi kerja bersama yang menyentuh seluruh rantai dari hulu hingga hilir, termasuk memperkuat infrastruktur hijau dan infrastruktur pendukung seperti waduk.
“Ini bukan sekadar kerja menanam. Ini kerja menggerakkan hati dan pikiran masyarakat. Infrastruktur hijau harus kita perkuat,” ujarnya, Minggu (23/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Pratikno menyoroti persoalan deforestasi dan praktik penanaman vegetasi yang tidak berakar kuat di banyak wilayah, termasuk di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang sangat rentan terhadap banjir. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam gerakan masif penanaman pohon.
“Gerakan ini tidak boleh hanya menjadi kegiatan pemerintah atau BNPB. Ini harus menjadi gerakan 287 juta masyarakat Indonesia. Bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga,” tegasnya.
Baca Juga : Pemerintah Bangun Pusat Pelatihan Atlet Terbesar se-Asia Tenggara, Erick Thohir Tegaskan Komitmen Presiden
Kepala BNPB Suharyanto menambahkan bahwa dalam rangka Hari Pohon Sedunia, total 226.470 bibit ditanam serentak di empat provinsi. Jenis bibit yang ditanam meliputi pohon keras, pohon buah, mangrove hingga vetiver, yang disesuaikan dengan kebutuhan ekologis serta potensi ekonomi masyarakat setempat.
Gerakan ini diharapkan memperkuat ketahanan ekologis, memulihkan daerah-daerah kritis, dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi yang diprediksi semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. *
Sumber :
InfoPublik.id
