BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kota Pontianak menjalin kerja sama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Pontianak.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama di Aula Rohana Muthalib BAPPERIDA Pontianak sebagai langkah memperkuat kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy) dalam pembangunan kesehatan.
Fokus pada Kebijakan Penanggulangan Stunting
Kepala BAPPERIDA Kota Pontianak, Sidig Handanu, menjelaskan kerja sama tersebut diarahkan untuk mendukung perencanaan dan kebijakan penanggulangan stunting. Menurutnya, stunting tidak hanya isu kesehatan, tetapi juga menyangkut pembangunan manusia yang akan memengaruhi kualitas generasi mendatang.
“Kerja sama dengan Poltekkes Kemenkes Pontianak merupakan langkah nyata agar kebijakan terkait penanggulangan stunting memiliki pijakan akademis yang kuat,” ujarnya.
Baca Juga : Pemkot Pontianak Salurkan 18 Paket Bantuan untuk 5 Kelompok Nelayan di Pontianak Barat
Transformasi BAPPERIDA dan Kolaborasi Akademis
Sejak Januari 2025, BAPPERIDA resmi bertransformasi dari Bappeda menjadi Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah. Sidig menegaskan, transformasi ini menjadi momentum untuk memperkuat perencanaan pembangunan berbasis kajian ilmiah.
Sebelumnya, BAPPERIDA juga telah bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Tanjungpura melalui LPPM, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Teknik. Kolaborasi ini mendukung capaian Kota Sangat Inovatif 2024 yang diraih Pontianak dari Kementerian Dalam Negeri.
Sepanjang 2025, BAPPERIDA telah menyelesaikan sejumlah kajian strategis, antara lain Roadmap Riset dan Inovasi, Riset Kota Ramah Disabilitas, Kajian Kota Kuliner, Produk Unggulan Daerah, serta Penataan Kawasan Pasar Tengah.
Sinergi Pemerintah dan Perguruan Tinggi
Dengan hadirnya kerja sama bersama Poltekkes, hasil penelitian di bidang kesehatan diharapkan mampu memperkuat arah pembangunan daerah yang inklusif, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
“Kami berharap momentum ini menjadi awal untuk membangun Pontianak yang lebih sehat, maju, sejahtera, dan berdaya saing,” tambah Sidig.
Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak, Prof. Kelana Kusuma Dharma, menyatakan bangga dipercaya Pemkot Pontianak menjadi mitra dalam riset dan inovasi kesehatan. Sebelumnya, lembaga mereka juga mendapat hibah program Investing in Nutrition and Early Years (INEY) di beberapa kabupaten Kalbar dengan fokus penurunan stunting.
“Kami akan berupaya maksimal melakukan riset, mengkaji data primer maupun sekunder, lalu menyusun rekomendasi kebijakan sebagai bahan rekonstruksi,” jelasnya.
Ia menilai intervensi Pemkot Pontianak dalam penanggulangan stunting sudah baik, namun riset kolaboratif ini diharapkan bisa memberi masukan baru untuk menurunkan angka stunting di kota tersebut. (ndo)