BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mendorong generasi muda untuk berani memulai usaha dan terus mengembangkan kreativitas di era digital. Pesan tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara pada Borneo Lead Fest (BLF) 2025, yang digelar di Gedung Konferensi 5 Universitas Tanjungpura Pontianak, Sabtu (22/11/2025).
BLF 2025 merupakan festival kepemimpinan dan kolaborasi pemuda yang diinisiasi AIESEC sebagai wadah bagi anak muda untuk meningkatkan kemampuan, membangun jejaring, serta memperkuat peran mereka dalam mendorong transformasi digital bagi UMKM.
“Melalui Borneo Lead Fest 2025, saya berharap generasi muda Pontianak semakin siap menghadapi dinamika zaman dan berani menciptakan peluang usaha mandiri yang berdampak pada perekonomian daerah,” ujar Edi.
Dalam pemaparannya, Edi menekankan bahwa sektor UMKM menjadi peluang besar bagi anak muda di tengah persaingan ketat masuk ke sektor ASN maupun PPPK. Ia menegaskan bahwa dunia usaha tidak harus dimulai dari skala besar.
“Entrepreneurship membutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kemampuan membaca peluang. Tidak harus memulai usaha dari sesuatu yang besar, yang terpenting adalah berani memulai,” pesannya.
Ia juga menilai transformasi digital menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, termasuk di Kota Pontianak yang terus beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan persaingan pasar.
Baca Juga : Mahasiswa Sambas Diminta Selesaikan Kuliah dan Bangun Daerah, Pesan Edi Kamtono di Bubor Paddas KMKS
Edi mengajak mahasiswa serta generasi muda untuk memanfaatkan berbagai ruang pengembangan diri, termasuk kegiatan seperti BLF, sebagai fondasi menuju masa depan.
“Adik-adik harus menyelesaikan pendidikan dengan baik dan memanfaatkan ruang serta peluang secara maksimal. Kegiatan seperti ini menjadi fondasi untuk memulai perjalanan menuju masa depan,” ujarnya.
Pontianak Punya Keunggulan Strategis, Tantangan Juga Ada
Wali Kota turut menjelaskan potensi strategis Kota Pontianak sebagai ibu kota provinsi yang menjadi pusat pemerintahan, layanan publik, dan pendidikan. Kehadiran Universitas Tanjungpura serta berbagai fasilitas transportasi, termasuk pelabuhan dan Bandara Supadio, menjadikan Pontianak sebagai magnet pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan penduduk jauh lebih pesat dibandingkan daerah lain. Banyak masyarakat dari kabupaten sekitar datang ke Pontianak untuk mencari penghidupan, sehingga potensi ekonomi meningkat,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan tantangan topografi Pontianak yang berada di dataran rendah dan muara sungai, sehingga beberapa wilayah rentan tergenang ketika hujan deras bersamaan dengan pasang air laut.
“Secara teknis persoalan ini bisa diatasi, tetapi membutuhkan biaya sangat besar,” tambahnya. (ndo)
