BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Untuk menekan potensi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang biasa meningkat pada September hingga November, Dinas Kesehatan Kota Pontianak (Dinkes) menggelar Gerakan Bersama Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus secara serentak di seluruh kecamatan, Jumat (19/9/2025).
Kegiatan ini dipusatkan di Halaman Kantor Camat Pontianak Barat, Jalan Tabrani Ahmad. Kepala Dinkes Kota Pontianak, Saptiko, menegaskan bahwa gerakan ini bertujuan membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Biasanya pada periode ini kasus DBD mulai meningkat. Karena itu, kami menggencarkan gerakan bersama agar masyarakat terbiasa melakukan PSN di lingkungannya masing-masing,” ujarnya.
Kasus DBD Mulai Meningkat, Pencegahan Diperkuat
Sejak Januari hingga September 2025, tercatat ada 65 kasus DBD di Kota Pontianak, dengan rata-rata tujuh kasus per bulan. Meski masih tergolong rendah, pemerintah tetap melakukan langkah pencegahan karena tren tahunan menunjukkan peningkatan menjelang akhir tahun.
Saptiko menekankan bahwa gerakan PSN tidak boleh hanya menjadi kegiatan seremonial. Ia mendorong peran aktif puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga masyarakat. Sekolah juga diminta berpartisipasi melalui inspeksi kebersihan lingkungan, khususnya saat kegiatan olahraga.
“Lingkungan rumah dan sekolah harus sama-sama aman. Karena itu, PSN perlu dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan,” tambahnya.
3M Plus Jadi Kunci, Fogging Bukan Solusi Utama
Dalam upaya pencegahan, masyarakat diminta menerapkan 3M Plus, yaitu:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin
- Menutup rapat wadah air
- Memanfaatkan kembali barang bekas
Langkah tambahan seperti menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, atau menggunakan kutu air juga disarankan bila diperlukan.
Baca Juga : Gotong Royong Massal di Pontianak Sambut World Cleanup Day 2025
Saptiko mengingatkan warga waspada terhadap gejala DBD, seperti demam tinggi 2–5 hari disertai bercak merah pada kulit. Warga diminta segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit bila mengalami gejala tersebut.
“Fogging bukan solusi utama, karena hanya membunuh nyamuk dewasa sementara jentik tetap hidup. Pencegahan terbaik adalah menjaga lingkungan agar bebas sarang nyamuk,” tegasnya.
Seluruh biaya perawatan pasien DBD di Kota Pontianak ditanggung BPJS Kesehatan selama tidak berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kolaborasi Bersama Pemerintah dan Masyarakat
Camat Pontianak Barat, Titin Widiyanti, mengapresiasi wilayahnya yang dipilih sebagai lokasi pemusatan kegiatan PSN. Ia menilai kolaborasi ini mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Kerja sama ini sangat berarti. Harapannya, masyarakat semakin sadar pentingnya lingkungan yang bersih dan bebas sarang nyamuk,” katanya.
Sejak awal tahun, Pemerintah Kota Pontianak telah menginisiasi kerja bakti serentak di enam kecamatan. Setiap RT dan RW juga rutin menggerakkan warga untuk membersihkan lingkungan secara gotong royong.
“Kalau ada satu warga yang terkena, maka yang lain juga harus peduli. Kami berharap masyarakat semakin giat menjaga lingkungannya agar tetap bersih, sehat, dan aman,” tutup Titin. (ndo)
Sumber : Kominfo