BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw 1447 Hijriyah menjadi ajang refleksi dan konsolidasi bagi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalimantan Barat.
Mengusung tema “Silaturahmi dan Penguatan Solidaritas”, kegiatan yang digelar di Hotel Novotel Pontianak pada Sabtu (25/10/2025) ini dihadiri ratusan anggota KAHMI se-Kalbar. Para alumni hadir untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai keislaman, kebangsaan, dan keilmuan.
Acara diawali dengan pembacaan shalawat, kitab Al-Barzanji, serta lantunan ayat suci Al-Qur’an. Turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat sekaligus Ketua Umum Majelis Wilayah (MW) KAHMI Kalbar, Harisson, bersama Wali Kota Pontianak, Wakil Bupati Bengkayang, serta pengurus dan tokoh KAHMI dan HMI se-Kalbar.
Harisson: KAHMI Lanjutkan Semangat Perjuangan HMI
Dalam sambutannya, Harisson menegaskan bahwa KAHMI merupakan kelanjutan dari proses kaderisasi HMI yang menumbuhkan semangat keislaman, keindonesiaan, dan intelektualitas.
“KAHMI ini tidak lepas dari perjalanan kita di HMI. Dulu kita pernah sama-sama susah, riang, dan gembira di HMI. Kini, KAHMI menjadi wadah untuk melanjutkan semangat itu,” ujar Harisson.
Ia menilai, KAHMI memiliki peran strategis dalam melahirkan kader bangsa yang berakhlak, berilmu, dan berintegritas. Menurutnya, silaturahmi dan soliditas antaralumni menjadi kunci memperkuat nilai keislaman di tengah tantangan zaman.
“Pertemuan hari ini adalah upaya memperkuat ukhuwah dan soliditas. Nilai-nilai keislaman yang kita pegang harus terus dijaga, apalagi dalam momentum Maulid Nabi,” tegasnya.
Harisson juga menekankan bahwa perbedaan pandangan di antara kader merupakan hal wajar yang justru harus dikelola sebagai kekuatan bersama.
“Perbedaan itu rahmat. Jangan sampai memecah belah kita dalam berkarya untuk Kalimantan Barat,” pesannya.
Sebagai organisasi intelektual, lanjut Harisson, kader KAHMI harus berpikir ilmiah dan berbasis data.
“Kita harus berpijak pada riset dan data empiris, bukan opini. Kader KAHMI harus tampil dengan pemikiran cerdas dan solusi nyata,” tandasnya.
Baca Juga : Bejepin Yok! 2025 di TMII: Gubernur Ria Norsan Ajak Warga Kalbar Jaga Budaya dan Dukung UMKM
Pidato Kebudayaan: Islam Inklusif dan Teologi Transformatif
Acara juga diisi dengan Pidato Kebudayaan oleh Ketua Dewan Penasehat MW KAHMI Kalbar, Prof. Chairil Effendy, yang juga Ketua Umum Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar periode 2023–2028.
Dengan tema “Menjawab Dehumanisasi Indonesia: Sintesis NDP HMI, Islam Inklusif, dan Teologi Transformatif sebagai Solusi”, Prof. Chairil mengajak kader KAHMI merefleksikan kembali nilai dasar perjuangan HMI di tengah krisis kemanusiaan dan moral bangsa.
“Fenomena dehumanisasi menunjukkan tergerusnya nilai kemanusiaan dalam berbagai aspek kehidupan. KAHMI harus hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual yang menegakkan nilai kemanusiaan dalam bingkai Islam,” ujarnya.
Menurutnya, sintesis antara NDP HMI, Islam inklusif, dan teologi transformatif menjadi fondasi penting bagi kader dalam menjawab tantangan zaman.
“Islam tidak hanya diamalkan secara ritual, tetapi juga secara sosial dan kultural. Kader KAHMI harus menjadikan Islam sebagai kekuatan pembebasan—membebaskan manusia dari kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan,” tutur mantan Rektor UNTAN itu.
Prof. Chairil menutup pidatonya dengan menyerukan pentingnya sinergi antaralumni lintas bidang untuk memperkuat peran KAHMI dalam membangun masyarakat Kalbar yang adil, beradab, dan berkemajuan.
“Kolaborasi adalah kunci menghadirkan KAHMI yang inklusif, berdaya, dan relevan bagi kemanusiaan,” pungkasnya. (ing)
MC Kalbar/InfoPublik.id
