BERIKABARNEWS l – Juara dunia tujuh kali Formula 1, Lewis Hamilton, mendesak adanya peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan Federation Internationale de l’Automobile (FIA). Desakan ini disampaikan Hamilton usai mempertanyakan alasan di balik penalti 10 detik yang dijatuhkan kepadanya pada Grand Prix Meksiko 2025.
Berbicara kepada wartawan di Grand Prix Sao Paulo, Kamis (5/11/2025), pembalap Ferrari itu mengaku belum mendapatkan kejelasan mengapa ia dikenai hukuman setelah memotong lintasan di tikungan empat. Hamilton menilai keputusan tersebut tidak konsisten, sebab pembalap lain yang melakukan pelanggaran serupa pada kesempatan sebelumnya tidak mendapat sanksi.
“Tidak ada kejelasan. Saya pikir ini bagian dari isu transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar. Keputusan sering kali dibuat di balik layar tanpa penjelasan yang terbuka,” ujar Hamilton.
Hamilton menilai kurangnya keterbukaan dalam pengambilan keputusan menjadi masalah mendasar di Formula 1. Ia juga mengingatkan bahwa keputusan yang diambil oleh pengawas lomba memiliki dampak besar terhadap hasil kejuaraan dan karier para pembalap.
“Saya tidak tahu apakah mereka menyadari bobot keputusan mereka. Pada akhirnya, keputusan seperti itu bisa menentukan arah karier dan hasil kejuaraan, seperti yang sudah pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.
Akibat penalti tersebut, Hamilton yang start dari posisi ketiga harus puas finis di urutan kedelapan, padahal berpotensi meraih podium pertamanya bersama Ferrari.
Baca Juga : Barcelona Selamat dari Kekalahan, Imbang 3–3 Lawan Club Brugge di Liga Champions
Tuntutan Hamilton menambah tekanan bagi FIA untuk mereformasi sistem pengawasan dan pengambilan keputusan di ajang balap bergengsi tersebut.
Sejak bergabung dengan Ferrari pada Januari 2025, pembalap asal Inggris itu masih berjuang untuk meraih podium pertama bersama tim barunya, meski telah tiga kali menang di sirkuit Interlagos sebelumnya.
Desakan Hamilton dipandang sebagai suara penting dari kalangan pembalap untuk mendorong keterbukaan dan keadilan di Formula 1, sekaligus menjaga integritas kompetisi di masa depan. *
Sumber :
Reuters
