BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Peringatan Hari Pantun Dunia (Harpandu) dan Hari Pantun Nasional (Hartunas) yang digelar di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Selasa (16/12/2025), menegaskan komitmen Kalimantan Barat dalam melestarikan pantun sebagai warisan budaya yang kini kian mendunia. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas bangsa sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Kalbar di panggung global.
Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyampaikan bahwa pantun memiliki peran strategis dalam membangun daerah yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan. Menurutnya, pelestarian pantun tidak hanya berkaitan dengan budaya, tetapi juga pembentukan karakter dan kualitas sumber daya manusia.
Mengusung tema internasional “Pantun Brings Peace to the World”, peringatan ini dihadiri Direktur Eksekutif Syariah dan Ekonomi BUMN Nasional Dr. Rosi Widyawaty, Konsul Malaysia, perwakilan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta akademisi dan budayawan dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Gubernur Ria Norsan menegaskan bahwa pantun bukan sekadar rangkaian kata berima, melainkan warisan kearifan lokal yang sarat nilai moral, etika, dan kecerdasan intelektual yang telah hidup dan berkembang selama berabad-abad di tengah masyarakat.
“Pantun adalah bahasa adat yang bermartabat, bahasa pergaulan yang menyejukkan, sekaligus bahasa diplomasi budaya yang penuh hikmah,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kuatnya tradisi pantun di Kalimantan Barat yang tumbuh subur di tengah keberagaman etnis, mulai dari Melayu, Dayak, Tionghoa, hingga Madura. Nilai-nilai luhur dalam pantun diyakini mampu memperkuat harmoni sosial dan menjadi fondasi penting dalam membangun masyarakat yang berkarakter.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Rosi Widyawaty memaparkan materi bertajuk “Pantun sebagai Media Komunikasi: Pendekatan Budaya dalam Mendukung Pencapaian Indonesia Emas 2045”.
Ia menilai pantun memiliki modal sosial yang kuat sebagai media komunikasi yang santun, membumi, dan relevan dengan tantangan zaman.
Pantun, menurutnya, mengajarkan cara menyampaikan pesan, nasihat, maupun kritik secara halus tanpa melukai perasaan, sehingga mampu meredam perbedaan dan memperkuat persatuan di tengah masyarakat majemuk.
Baca Juga : Tenis Kalbar Bangkit, Open Turnamen PELTI 2025 Resmi Digelar
Sementara itu, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar Chairil Effendy mengingatkan bahwa sejak diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia, pantun kini menjadi milik global yang bersifat dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Sebagai wujud nyata pelestarian budaya, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan peluncuran buku “8 Rima Pantun” karya Agus Muare, putra daerah Kalimantan Barat. Buku tersebut merupakan karya inovatif yang mengklasifikasikan teknik rima pantun dari rima pertama hingga rima kedelapan secara sistematis.
Kegiatan ditutup dengan pembacaan pantun oleh Gubernur Ria Norsan sebagai ajakan kolektif untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa.
Pergi ke hulu mencari damar,
Damar dipikul sampai ke kota.
Pantun dijaga budaya lestari,
Bangsa bermartabat sepanjang masa.
Sumber :
MC Kalbar/InfoPublik.id
