BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat terus menggencarkan berbagai upaya dan strategi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi, khususnya campak/rubella.
Sebagai informasi, secara kumulatif cakupan imunisasi campak/rubella di Kalimantan Barat sampai dengan bulan Juli 2025 berada di angka 33,6%.
Terkait data tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menjelaskan hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang terus dibenahi oleh pihaknya. Dia juga memastikan langkah konkrit terus dilakukan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi. Mulai dari pendekatan edukasi yang masif, transparansi informasi, hingga keterlibatan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.
“Langkah ini diharapkan mampu menghapus keraguan publik sekaligus memperkuat kesadaran bahwa imunisasi menjadi kunci perlindungan kesehatan anak dan pencegahan penyakit menular,” kata Kadiskes, Rabu (3/9).
dr. Erna bilang, upaya teknis juga turut dilakukan, seperti penguatan kapasitas pengelola program imunisasi. Dalam hal ini, melakukan pelatihan dan pendampingan pada tenaga pelaksanana program imunisasi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga puskesmas.
Upaya lainnya, sambung dia, melakukan kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan kerjasama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader TP PKK dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat secara langsung.
“Kemudian kita juga terus menguatkan promosi kesehatan, serta diseminasi informasi,” ucap Kadiskes.
“Termasuk sosialisasi aktif melalui kanal media sosial, seperti Instagram, Facebook, Youtube, hingga talkshow Rotikab (Obrolan Terkini Seputar Kesehatan di Kalimantan Barat) dalam menyampaikan informasi terkait maanfaat dan resiko jika tidak mendapatkan Imunisasi Campak/Rubella,” paparnya.
Baca Juga : Pacu Speed Boat di Sungai Kapuas, Wagub Krisantus Pamerkan Konversi Minyak ke Gas
Disisi lain, Kadiskes juga memaparkan hasil evaluasi yang dilakukan jajarannya perihal tingginya angka kasus campak di Kalimantan Barat.
Mulai dari rendahnya cakupan imunisasi lantaran masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi campak/rubella. Kemudian, kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi anak-anaknya.
“Kemudian yang perlu menjadi sorotan adalah masih maraknya berita hoaks terkait vaksin itu sendiri. Dalam hal ini, masih beredar kabar palsu baik di media sosial maupun dikalangan masyarakat yang memengaruhi kepercayaan terhadap imunisasi,” bebernya.
Dia menuturkan, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya menjadi 3 wilayah yang menjadi konsentrasi dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Terlebih 3 wilayah tersebut merupakan daerah dengan temuan kasus campak/rubella tertinggi di Kalimantan Barat.
“Tentunya kita tak mengesampingkan kabupaten/kota lainnya, dan dalam hal ini kita terus dorong peningkatan cakupa imunisasinya,” tegasnya.
Lebih jauh, dirinya juga memastikan ketersediaan stok vaksin campak/rubella masih tercukupi.
“Untuk vaksin MR untuk campak/rubella masih cukup. Kita masih ada 3.640 vial, yang siap disalurkan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan dan sasaran di tiap daerah,” pungkasnya. (ndo)