BERIKABARNEWS l PONTIANAK- Pemerintah Kota Pontianak akan mengubah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) berskala industri yang modern dan berkelanjutan.
Konsep ini meniru keberhasilan TPST Edelweis yang berlokasi di Jalan Purnama Dalam.
Hal itu dikatakan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Usmulyono, saat memperkenalkan sistem pengelolaan sampah terpadu yang dijalankan TPST Edelweis kepada awak media.
Usmulyono mengatakan, TPST Edelweis membuktikan bahwa sampah bukan lagi sebatas masalah pembuangan, melainkan bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Selain itu juga langkah tersebut juga diharapkan dapat mengurangi beban TPA, mengoptimalkan pemanfaatan sampah, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru berbasis ekonomi sirkular.
Baca Juga : Kejati Kalbar dan Disdukcapil Pontianak Pastikan Anak Rentan Punya Dokumen Kependudukan
Sampah Pontianak Capai 411 Ton Per Hari
Berdasarkan data, jumlah sampah di Kota Pontianak mencapai 411 ton perhari. Artinya jika dirata-ratakqn, setiap warga Pontianak menyumbang 6 ons sampah perhari.
“Inilah alasan kami menjadikan TPST Edelweis sebagai prototipe alih fungsi TPA Batu Layang. Melalui program Local Service Delivery Improvement Project (LSD), kami ingin Batu Layang bertransformasi menjadi TPST modern yang tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih, tapi juga membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

TPST Edelweis dinilai berhasil mengintegrasikan prinsip reduce, reuse, recycle (3R) dalam pengelolaan sampah. Di tempat ini, sampah dipilah sejak awal, kemudian diolah sesuai jenisnya.
Sampah organik diubah menjadi kompos, biogas, hingga kasgot (pupuk padat dari sisa pakan maggot), sementara sampah anorganik seperti plastik kresek, karung, dan styrofoam didaur ulang menjadi bahan bakar minyak setara bensin, solar, hingga minyak tanah.
Pengelola TPST Edelweis, Wawan Setiawan, menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan sampah terpadu tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan masyarakat.
“Memilah sampah dari sumber adalah kunci utama. Dengan adanya dukungan media, informasi ini bisa lebih luas tersampaikan sehingga masyarakat semakin paham dan terdorong untuk ikut serta,” jelasnya. (ndo)