BERIKABARNEWS l NDUGA – Duka mendalam kembali menyelimuti Kabupaten Nduga setelah banjir bandang disertai longsor menewaskan sedikitnya 15 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak. Bencana alam ini terjadi di Desa Dal, Kabupaten Nduga, pada Sabtu (2/11/2025) dan menyebabkan kerusakan parah di sejumlah titik pemukiman warga.
Tim SAR gabungan kini fokus melakukan pencarian korban hilang di Papua Pegunungan, meski upaya tersebut dihadapkan pada tantangan berat akibat kondisi geografis yang ekstrem dan situasi keamanan yang tidak stabil di wilayah tersebut.
Update Korban dan Operasi Pencarian
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengonfirmasi bahwa hingga Rabu (5/11/2025) sebanyak 15 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 8 lainnya masih dalam pencarian intensif oleh tim gabungan.
Kapolres Nduga, AKBP Alfredo Agustinus Rumbiak, menjelaskan bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak berusia antara delapan hingga tujuh belas tahun yang terseret arus sungai saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Dalam kejadian terpisah di desa lainnya, delapan anak dilaporkan hilang ketika menyeberangi sungai bersama orang tua mereka.
“Sebanyak 15 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sedangkan delapan orang lainnya masih dalam proses pencarian,” ujar Abdul Muhari.
Upaya pencarian korban tidak berjalan mudah. Tim penyelamat harus berhadapan dengan kondisi medan pegunungan yang terjal, berlumpur, dan sulit diakses. Pergerakan logistik dan alat berat pun sangat terbatas karena minimnya infrastruktur pendukung di daerah terpencil tersebut.
Selain itu, Kabupaten Nduga juga berstatus sebagai zona merah konflik akibat aktivitas kelompok separatis yang masih berlangsung hingga kini. Situasi ini membuat operasi pencarian dan evakuasi menjadi lebih berisiko bagi tim di lapangan.
Baca Juga : Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan di Tanzania
Wilayah Nduga sebelumnya juga dikenal sebagai lokasi berbagai insiden kekerasan, termasuk penembakan terhadap pekerja jembatan pada 2018 dan penculikan pilot asing pada 2023.
Deretan peristiwa itu menunjukkan betapa kompleksnya tantangan di daerah ini, baik dari sisi keamanan maupun penanggulangan bencana.
Sementara itu, BNPB mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi di wilayah Papua Pegunungan. Berdasarkan data meteorologi terkini, wilayah ini berpeluang mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode 4–6 November 2025.
Abdul Muhari mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir susulan dan tanah longsor, terutama di kawasan dengan kontur tanah curam dan daerah aliran sungai. *
Sumber :
Pemberitaan Media Siber
