BERIKABARNEWS | WUHAN – Warisan budaya Tiongkok kini menemukan ekspresi baru melalui dunia fashion jalanan. Di sebuah studio kecil di Wuhan, Provinsi Hubei, seorang desainer muda, Wang Qing, berhasil menggabungkan estetika tradisional Tiongkok dengan sepatu kets modern, menciptakan tren unik yang menyita perhatian publik.
Wang Qing (26) adalah mahasiswa pascasarjana jurusan desain lanskap di Universitas Teknologi Wuhan, namun namanya justru mencuat di industri fashion berkat karyanya yang menyatukan simbol-simbol klasik Tiongkok seperti naga, burung bangau, dan cerita rakyat ke dalam desain sepatu kets yang modern dan berkarakter.
“Saya selalu terinspirasi oleh puisi dan seni Tiongkok kuno. Bahkan sebelum tren ‘China chic’ merebak, saya sudah membayangkan bagaimana budaya Tiongkok bisa dikenakan sehari-hari,” ungkap Wang.
Dari Sepatu Skate Usang ke Brand Lokal Berjiwa Global
Perjalanan Wang dimulai pada 2022 ketika ia melukis pola tradisional Tiongkok pada sepatu skate lamanya. Respons positif membuatnya mendirikan Wuhan Yixin Creative Technology Co. Ltd, sebuah brand yang mengangkat budaya lokal lewat desain alas kaki yang orisinal.
Salah satu koleksi terkenalnya, terinspirasi dari film animasi “Ular Putih”, menampilkan motif naga dan pegunungan berkabut, menciptakan nuansa romantis mistis yang kental. Koleksi lain bertajuk “Waking Lion” memberikan penghormatan terhadap tradisi barongsai Fujian.
“Kami tak sekadar mencetak simbol budaya di sepatu. Setiap desain punya makna, struktur, dan harmoni, seperti merancang taman,” kata Wang, menjelaskan bagaimana latar belakang akademisnya dalam arsitektur lanskap membentuk pendekatan desainnya.
Teknologi dan Ketelitian Jadi Fondasi Inovasi
Wang dan timnya tak hanya fokus pada estetika, tetapi juga kualitas produk. Mereka melakukan riset bahan ke Guangdong dan Fujian untuk mendapatkan material yang lebih tahan lama, bahkan mengembangkan pigmen khusus bersama ahli material agar warna tidak mudah pudar.
Tak berhenti di situ, mereka juga menggunakan teknologi AI dalam sistem pencocokan warna dan basis data desain, memungkinkan efisiensi produksi tanpa mengorbankan nilai seni.
Menolak Tawaran Brand Besar, Demi Kreativitas dan Identitas Tiongkok
Meski sempat ditawari kerja sama oleh merek-merek besar, Wang memilih tetap independen demi mempertahankan kontrol kreatif atas brand-nya.
“Impian kami adalah menciptakan merek yang mencerminkan jati diri — autentik Tiongkok, namun tetap menarik secara global,” tegasnya.
Dengan dukungan hibah inovasi pemerintah dan program kewirausahaan muda, Wang berambisi memperluas bisnisnya ke lini pakaian jadi dan pasar internasional, menjadikan desain Tiongkok sebagai simbol kekuatan budaya dan gaya global. (moes)