BERIKABARNEWS l BANGKOK – Thailand resmi memiliki pemimpin baru. Anutin Charnvirakul, 58 tahun, dilantik sebagai Perdana Menteri Thailand pada Minggu (7/9) usai mendapat pengesahan kerajaan. Ia menggantikan Paetongtarn Shinawatra dari Partai Pheu Thai yang diberhentikan karena kasus pelanggaran etika.
Paetongtarn Diberhentikan karena Skandal Politik
Paetongtarn dicopot setelah terbukti melakukan panggilan telepon dengan Presiden Senat Kamboja, Hun Sen. Percakapan itu memicu ketegangan politik dan konflik perbatasan berdarah selama lima hari pada Juli lalu.
Skandal ini mengguncang stabilitas politik Thailand hingga akhirnya membuka jalan bagi Anutin.
Perjalanan Karier Anutin
Sebelum menjabat sebagai perdana menteri, Anutin pernah duduk di kabinet Paetongtarn sebagai wakil perdana menteri sekaligus menteri dalam negeri. Ia memilih mundur sekaligus menarik Partai Bhumjaithai dari koalisi setelah kasus telepon bocor ke publik.
Upacara pelantikannya digelar di kantor pusat Partai Bhumjaithai di Bangkok, dihadiri para anggota senior partai.
“Saya bertekad menjalankan tugas ini penuh integritas dan tanggung jawab,” tegas Anutin.
Baca Juga : Anutin Charnvirakul Terpilih Jadi Perdana Menteri Baru Thailand Gantikan Paetongtarn Shinawatra
Janji dan Fokus Pemerintahan
Dalam konferensi pers, Anutin menyatakan pemerintahannya akan fokus pada isu utama, seperti:
- pemulihan ekonomi nasional,
- penyelesaian konflik perbatasan dengan Kamboja,
- mitigasi bencana alam,
- pemberantasan kejahatan.
Ia juga berkomitmen menulis ulang konstitusi serta menggelar pemilu dini dalam waktu dekat.
Dukungan Politik dan Tantangan
Anutin terpilih melalui pemungutan suara di Parlemen pada Jumat (5/9) dengan dukungan dari Partai Rakyat, oposisi utama. Sebagai imbalan, ia berjanji membubarkan Parlemen dalam empat bulan dan mengadakan referendum konstitusi baru.
Meski begitu, Partai Rakyat tetap berada di luar pemerintahan sehingga koalisi Anutin berpotensi menjadi minoritas.
Sosok Kontroversial
Anutin bukan wajah baru di politik Thailand. Ia pernah menjabat sebagai menteri kesehatan saat pandemi COVID-19, meski menuai kritik atas keterlambatan vaksin. Namanya juga kerap disebut dalam kasus dugaan kolusi pemilihan Senat hingga sengketa tanah.
Kini, Anutin menjadi perdana menteri ketiga Thailand dalam dua tahun terakhir, setelah Srettha Thavisin dan Paetongtarn Shinawatra. Kondisi ini menunjukkan rapuhnya stabilitas politik Thailand dalam beberapa tahun terakhir. (ing)