BERIKABARNEWS l JAKARTA – Pemerintah kembali mempersiapkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 sebagai momentum besar untuk mendukung produk lokal dan pelaku UMKM. Acara ini digelar melalui kerja sama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, serta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Puncak selebrasi Harbolnas akan berlangsung pada 10–16 Desember 2025, menghadirkan promo besar-besaran, showcase produk lokal unggulan, hingga kampanye kreatif yang mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk dalam negeri.
Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh
Fundamental ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2025 menunjukkan ketahanan yang solid. Beberapa indikator utama mencatat hasil positif, seperti:
- PMI Manufaktur naik ke angka 51,5 (Agustus 2025)
- Inflasi terkendali di level 2,31% (Agustus 2025)
- Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 118,1 (Juli 2025)
- Uang beredar tumbuh 6,5% (yoy) pada Juni 2025, mencapai Rp9.597,7 triliun
Sektor konsumsi rumah tangga juga menjadi pendorong utama, dengan kontribusi 54,25% terhadap PDB nasional.
Target Harbolnas 2025
Dengan tagline “Nyatakan Cinta Nusantara”, Harbolnas 2025 menargetkan transaksi senilai Rp33–35 triliun, atau meningkat 5–10% dari tahun 2024. Kontribusi produk lokal diperkirakan mencapai 50–55% dari total transaksi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Harbolnas bukan hanya ajang diskon, melainkan aksi nyata mendukung UMKM dan memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional.
“Kegiatan ini penting untuk mendorong UMKM sebagai bagian kelas menengah Indonesia. Pipeline-nya melalui e-commerce, yang bisa langsung menghubungkan produsen dengan konsumen,” kata Airlangga saat Kick Off Road to Harbolnas 2025 di Graha Sawala Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).
Baca Juga : Pemerintah Perkuat Ekonomi Nasional Lewat Kolaborasi dengan Dunia Usaha
Capaian Tahun Sebelumnya
Pada Harbolnas 2024, total transaksi mencapai Rp31,2 triliun, naik 21,4% dibanding tahun 2023. Kontribusi produk lokal mencapai Rp16,1 triliun (52% dari total transaksi), sementara partisipasi pelaku UMKM meningkat pesat berkat kampanye Bangga Buatan Indonesia.
Ekonomi Digital Indonesia
Indonesia diproyeksikan menjadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan potensi Gross Merchandise Value (GMV) USD360 miliar pada 2030. Potensi ini bisa meningkat dua kali lipat jika Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) resmi berlaku.
Airlangga juga menekankan pentingnya integrasi sistem pembayaran digital.
“Dalam DEFA salah satu poin penting adalah digital payment. Saat ini QRIS sudah diterima bukan hanya di ASEAN, tetapi juga di Jepang,” ungkapnya.
Dukungan Multi-Pihak
Acara kick off turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Haryo Limanseto, serta Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto.
Pemerintah optimistis Harbolnas 2025 mampu memperkuat posisi UMKM dan meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap produk dalam negeri. *
Sumber : Ekon.go.id