BERIKABARNEWS l KYIV – Serangan udara Rusia kembali mengguncang Ukraina pada Jumat (20/9/2025) malam, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari 30 lainnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam aksi tersebut sebagai strategi sengaja untuk menakut-nakuti warga sipil sekaligus menghancurkan infrastruktur penting.
Menurut laporan Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan 619 drone dan rudal ke sejumlah wilayah, termasuk Dnipropetrovsk, Mykolaiv, Chernihiv, Zaporizhzhia, Poltava, Kyiv, Odesa, Sumy, hingga Kharkiv. Salah satu rudal bahkan menghantam gedung apartemen di Kota Dnipro dengan menggunakan munisi cluster.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan itu memakai senjata presisi dan hanya menargetkan fasilitas industri militer. Namun, Zelensky menegaskan kawasan sipil juga menjadi korban. BBC memverifikasi rekaman video yang menunjukkan rudal melintas di langit Dnipro serta foto kerusakan pada gedung apartemen.
Serangan Balasan Ukraina ke Wilayah Rusia
Di sisi lain, Rusia melaporkan empat orang tewas dalam serangan drone Ukraina di wilayah Samara. Gubernur Vyacheslav Fedorishchev mengatakan satu orang lainnya terluka. Militer Ukraina menyebut target serangan adalah kilang minyak Novokuibyshevsk di Samara serta fasilitas kilang di Saratov.
Kyiv menyebut langkah menyerang kilang minyak dan infrastruktur industri Rusia penting untuk melemahkan kemampuan Moskow melanjutkan perang.
Baca Juga : Israel Gempur Gaza, 60 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Udara
Ketegangan Eropa Timur Meningkat
Selain saling serang lintas batas, ketegangan Eropa Timur makin memanas setelah jet tempur Rusia dituduh melanggar wilayah udara Estonia selama 12 menit pada Kamis (19/9). Estonia kemudian meminta konsultasi darurat dengan anggota NATO, meski Moskow membantah tuduhan tersebut.
Awal bulan ini, rudal Iskander Rusia juga menghantam gedung pemerintahan utama di Kyiv, semakin memperburuk kondisi keamanan di Ukraina.
Pertemuan Zelensky dan Trump
Presiden Volodymyr Zelensky dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela Sidang Umum PBB pekan depan di New York. Pertemuan ini diharapkan membuka peluang gencatan senjata, meski upaya serupa sebelumnya selalu gagal mencapai kesepakatan.
Invasi penuh Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022 hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, dengan kedua belah pihak terus meningkatkan intensitas serangan. *
Sumber : bbc.com
