BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap pesan mencurigakan yang diterima melalui aplikasi WhatsApp. Imbauan ini disampaikan menyusul insiden peretasan yang menimpa nomor WhatsApp miliknya baru-baru ini.
“Nomor WhatsApp saya sempat diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Karena itu, saya mengingatkan masyarakat, baik di Pontianak maupun di luar daerah, agar berhati-hati terhadap pesan berisi tautan atau file mencurigakan,” ujar Bahasan, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, modus peretasan umumnya dilakukan dengan mengirimkan pesan berisi file APK atau tautan palsu yang seolah berasal dari pihak terpercaya. Jika tautan itu dibuka, peretas dapat mengakses data pribadi pengguna dan menyalahgunakannya.
“Pesan seperti itu jangan dibuka, apalagi diklik. Itu bisa menjadi jalan bagi peretas untuk mencuri data atau melakukan penipuan,” tegasnya.

Baca Juga : Setelah WA Mantan Gubernur Sutarmidji, Kini Gantian WA Wakil Wali Kota Bahasan Diretas
Bahasan menuturkan, peretasan terhadap nomor WhatsApp miliknya berdampak luas. Pelaku sempat mengirimkan pesan ke sejumlah kontak di ponselnya dengan modus meminta pinjaman uang.
“Biasanya mereka mengaku butuh dana mendesak dan berjanji akan segera mengembalikan. Karena rasa percaya, banyak orang bisa tertipu dan langsung mentransfer,” jelasnya.
Ia juga mengisahkan kronologi kejadian tersebut. Awalnya, ia menerima pesan dari nomor yang mengatasnamakan mantan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, berisi undangan dalam bentuk file APK. Setelah diklik, keesokan harinya nomor WhatsApp-nya langsung diretas.
Atas kejadian itu, Bahasan meminta masyarakat untuk segera memberi tahu publik apabila nomor WhatsApp miliknya diretas agar tidak ada korban lain.
“Begitu tahu nomor kita dibajak, segera umumkan di grup WhatsApp, Facebook, atau Instagram agar masyarakat tahu dan tidak tertipu,” pesannya.
Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan digital di tengah maraknya modus penipuan daring, terutama bagi pengguna yang menyimpan data penting seperti informasi perbankan di ponsel.
“Kita harus tetap siaga dan tidak mudah percaya terhadap pesan atau permintaan yang mencurigakan,” tutup Bahasan. (ndo)
Prokopim