BERIKABARNEWS l MEDAN – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan duka mendalam atas bencana hidrometeorologi yang dipicu siklon tropis dan melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Bencana tersebut menyebabkan korban jiwa, warga hilang, serta ribuan masyarakat terisolasi akibat terputusnya akses transportasi dan logistik.
“Saya sangat berduka atas korban jiwa, warga yang hilang, serta masyarakat yang masih terisolasi akibat terputusnya akses transportasi dan logistik. Pemerintah terus bekerja cepat, tepat, dan tetap prudent untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang menghadapi situasi sangat berat,” ujar Menko AHY saat meninjau Posko Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Terminal Kargo Kualanamu, Medan, Minggu (30/11/2025).
Dalam kunjungan tersebut, AHY menghadiri rapat koordinasi bersama BMKG, BNPB, dan sejumlah instansi terkait guna memastikan kesiapan penanganan darurat di wilayah terdampak.
Siklon Tropis, Pemicu Bencana Langka
Kepala BMKG, Teuku Faishal Fathani, menjelaskan bahwa bencana ini dipicu oleh siklon tropis, fenomena yang tergolong langka di Indonesia dan terakhir kali terjadi sekitar 25 tahun lalu. Siklon tersebut menimbulkan banjir, longsor, dan cuaca ekstrem yang menghambat akses vital di berbagai daerah.
Sejumlah wilayah yang mengalami dampak paling serius antara lain Aceh, beberapa kabupaten di Sumatra Utara seperti Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal, serta wilayah di Sumatra Barat seperti Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, dan Tanah Datar.
Baca Juga : Presiden Prabowo Tinjau Tanggap Darurat Banjir Sumut
Menko AHY menegaskan bahwa arahan Presiden Prabowo sangat jelas, yakni menempatkan penyelamatan korban sebagai prioritas utama, termasuk evakuasi warga yang terisolasi. Pemerintah juga terus mempercepat pemulihan akses logistik, jaringan listrik, komunikasi, serta penyediaan kebutuhan dasar.
Ia mengapresiasi sinergi antar kementerian dan lembaga yang bergerak cepat di lapangan, termasuk percepatan pengerahan alat berat untuk membuka jalur darat, optimalisasi armada udara untuk distribusi bantuan, pemulihan listrik, serta pengamanan pasokan BBM untuk kebutuhan operasional dan fasilitas publik.
Operasi Modifikasi Cuaca dan Kesiapsiagaan
Meski menghadapi tantangan seperti jalur akses yang masih terputus serta keterbatasan armada helikopter, di mana tiga unit heli hanya mampu mengangkut sekitar enam ton logistik per perjalanan, Menko AHY menekankan bahwa seluruh unsur pemerintah memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan upaya terbaik.
“Keputusan harus cepat namun tetap prudent. Yang utama adalah keselamatan warga dan pemulihan akses logistik,” tegasnya.
AHY juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem ke depan. Pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap operasi modifikasi cuaca yang dilakukan BMKG sebagai langkah antisipatif. Ia berharap kondisi cuaca segera membaik agar pemulihan dan penyaluran bantuan kemanusiaan dapat dilakukan lebih optimal. *
Sumber :
X/@KemenkoInfra
