BERIKABARNEWS l SAN FRANCISCO – Databricks, perusahaan teknologi data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal Amerika Serikat, berhasil menghimpun pendanaan lebih dari US$4 miliar atau sekitar Rp63 triliun dalam putaran pendanaan Seri L. Pendanaan jumbo ini mendorong valuasi Databricks melonjak hingga US$134 miliar, setara sekitar Rp2.100 triliun, menegaskan kuatnya kepercayaan investor terhadap masa depan industri AI.
Putaran pendanaan tersebut dipimpin oleh Insight Partners, Fidelity Management & Research Company, serta J.P. Morgan Asset Management. Sejumlah investor global ternama seperti Andreessen Horowitz, BlackRock, dan Blackstone juga turut berpartisipasi.
Lonjakan pendanaan ini mencerminkan optimisme investor terhadap pesatnya adopsi teknologi AI generatif di berbagai sektor industri. AI dinilai mampu meningkatkan efisiensi operasional, mendorong belanja teknologi perusahaan, serta membuka peluang pertumbuhan jangka panjang berbasis data.
“Investor Databricks melihat masa depan di mana setiap perusahaan adalah perusahaan data yang membutuhkan platform terpadu untuk membersihkan, menganalisis, dan mengoperasionalkan informasi,” ujar Michael Ashley Schulman, mitra di Running Point Capital Advisors.
Menurutnya, kombinasi ekosistem terbuka dan kekuatan penjualan enterprise menjadi keunggulan utama Databricks.
Baca Juga : Rivian Luncurkan Chip Autonomy Processor, Perkuat Ambisi Kendaraan Swakemudi
Dari sisi kinerja, Databricks mencatat pertumbuhan keuangan yang solid. Pada kuartal ketiga, perusahaan melampaui tingkat pendapatan tahunan berjalan (revenue run rate) US$4,8 miliar atau sekitar Rp75 triliun, tumbuh lebih dari 55 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan dari lini AI dan bisnis data warehousing masing-masing telah menembus US$1 miliar per tahun, dengan arus kas bebas yang tetap positif selama 12 bulan terakhir.
Dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan aplikasi berbasis AI, memperluas riset dan inovasi kecerdasan buatan, mendukung rencana akuisisi strategis, serta menyediakan likuiditas bagi karyawan.
Saat ini, Databricks melayani lebih dari 20.000 pelanggan global, termasuk perusahaan besar seperti Shell, Adobe, dan NBA.
Pendanaan ini memperkuat posisi Databricks sebagai salah satu pemain utama dalam ekosistem data dan AI global, sekaligus menegaskan bahwa teknologi kecerdasan buatan masih menjadi magnet utama bagi investasi teknologi berskala besar. *
Sumber :
Reuters
