BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Duo musisi asal Pontianak, Manjakani, yang digawangi pasangan suami istri Muhammad Taufan Eka Prasetya dan Nabilla Syafani, akan melaunching album baru mereka pada Jumat (7/11/2025) pukul 20.00 WIB. Peluncuran album ini ditandai dengan pemutaran lagu serentak di 35 Kota Indonesia dan 2 Kota Malaysia.
“Kita akan menggelar pemutaran lagu serentak di 37 kota di 2 negara. Dari Pontianak, Kubu Raya, Putussibau, Jogjakarta, Padang hingga Kuala Lumpur. Lagu pertama akan diputar tepat pada pukul 20.00 WIB,” kata Arbian sang manajer.
Beberapa hari sebelumnya Manjakani memperkenalkan album kedua mereka melalui sesi dengar (hearing session) bersama rekan media di Toko Kami, Pontianak, Selasa (4/11/2025).
Berbeda dari album perdana yang diproduksi di Jakarta, album terbaru ini sepenuhnya dikerjakan di Pontianak. Langkah ini menjadi bukti komitmen Manjakani untuk mengangkat potensi dan kreativitas musik lokal. Album tersebut dijadwalkan rilis resmi pada 7 November 2025.
Album yang kembali diproduseri oleh Ajung Anderson ini memuat 10 lagu, di antaranya Selamat Biru Samudra, Yah, Angin Lalu, Dunia Kecil, Nyali, Berlayar, Usah Marah-Marah Nanti Cepat Tua, Sejenak, Rencana, dan Berserah. Meski tetap mempertahankan karakter lembut dan puitis khas Manjakani, warna musik di album ini terasa lebih kaya dengan sentuhan pop dan nuansa Melayu yang kuat.
Sebagian besar lirik ditulis oleh Taufan dan Nabilla, terinspirasi dari perjalanan hidup mereka sebagai pasangan dan orang tua. Kisah keseharian, dinamika rumah tangga, rasa syukur, hingga makna cinta menjadi benang merah yang mengikat seluruh lagu dalam album ini.
Lagu Selamat Biru Samudra menggambarkan bahtera rumah tangga yang penuh ujian namun diselesaikan dengan saling memaafkan. Yah, yang ditulis Nabilla, lahir dari percakapan malam tentang kehidupan setelah dunia dan harapan untuk tetap mendampingi pasangan tercinta.
Salah satu lagu paling emosional dalam album ini adalah Berlayar. Lagu tersebut menceritakan kisah seorang anak yang kehilangan orang tuanya, namun akhirnya belajar mengikhlaskan kepergian mereka. Dengan aransemen lembut dan lirik yang menyentuh, Berlayar menjadi simbol ketulusan dalam melepaskan seseorang yang dicintai.
Baca Juga : Manjakani Rilis Album Kedua, Hadirkan Nuansa Lokal dan Cerita Kehidupan Penuh Makna
Menurut produser Ajung Anderson, album kedua ini menunjukkan kematangan musikal Manjakani.
“Kalau album pertama lebih akustik, di album kedua ini mereka sedikit lebih ngepop. Ada juga nuansa Melayu di lagu seperti Usah Marah-Marah Nanti Cepat Tua, yang membuatnya terasa hangat dan dekat dengan budaya Pontianak,” ujarnya.
Single kedua berjudul Nyali mengangkat tema perjuangan dalam cinta, semangat untuk terus berjuang mendapatkan seseorang meski sering diabaikan. Lagu Rencana juga menjadi refleksi kebimbangan dan harapan mereka sebagai musisi sekaligus orang tua.
Dengan proses produksi yang Panjang, beberapa lagu bahkan memerlukan waktu hingga tiga bulan untuk penyelesaian instrument, album kedua Manjakani menjadi penanda perjalanan baru mereka di dunia musik.
Keduanya berharap karya ini dapat menginspirasi pendengar untuk tetap tegar, bersyukur, dan terus berlayar menghadapi kehidupan. (ndo)
