BERIKABARNEWS l NANNING – China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berkomitmen memperdalam kerja sama di bidang kecerdasan buatan (AI) untuk mendorong kemakmuran bersama di kawasan Asia Tenggara. Komitmen ini disampaikan dalam Rapat Menteri China-ASEAN tentang Kecerdasan Buatan 2025 yang digelar di Nanning, Guangxi, pada Kamis (18/9/2025), bertepatan dengan Pameran China-ASEAN ke-22.
Acara tersebut diselenggarakan bersama oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China dan Pemerintah Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, dihadiri oleh pejabat tinggi dari negara-negara ASEAN.
Inisiatif Baru China-ASEAN di Bidang AI
Dalam pertemuan tersebut, diluncurkan Pusat Kerja Sama Aplikasi Kecerdasan Buatan China-ASEAN untuk memperkuat pengembangan teknologi AI serta menyediakan layanan sumber terbuka.
Peserta rapat juga mengusulkan peluncuran inisiatif “AI + China-ASEAN”, pembentukan mekanisme kerja sama menteri di bidang AI, dan peluncuran serangkaian program kolaborasi strategis.
Wakil Kepala NDRC, Wang Changlin, menegaskan kerja sama AI memiliki potensi besar sebagai motor pertumbuhan ekonomi regional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Data yang melimpah dan beragam skenario aplikasi di China maupun ASEAN menciptakan kondisi ideal bagi AI untuk mendukung pembangunan ekonomi dan sosial,” ujarnya.
Baca Juga : Kemkomdigi Perkuat Keamanan Data Lewat AI pada Sistem Digitalisasi Perlinsos
Potensi AI dalam Perdagangan Global
Menurut Laporan Perdagangan Dunia 2025 dari WTO, teknologi AI berpotensi meningkatkan perdagangan global hingga 34–37 persen dan mendorong pertumbuhan PDB global sebesar 12–13 persen pada tahun 2040, jika kesenjangan infrastruktur digital dapat ditekan.
Pandangan Negara ASEAN
Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Indonesia di China, Parulian George Andreas Silalahi, menilai kerja sama AI antara China dan ASEAN sangat strategis.
“China adalah pemain utama AI, sementara ASEAN menjadi lahan subur untuk inovasi digital. Kolaborasi ini penting untuk transformasi digital kawasan,” katanya.
Indonesia sendiri telah meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020–2045 dengan fokus pada sektor kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan, kota pintar, dan keamanan pangan. Namun, ia menekankan perlunya penguatan infrastruktur digital dan peningkatan tenaga kerja terampil di bidang AI.
Pandangan senada disampaikan oleh Low Yen Ling, Menteri Negara Senior Singapura, yang menyebut kolaborasi ini dapat meningkatkan pemberdayaan AI di Asia Tenggara.
Sementara itu, Sok Puthyvuth, Sekretaris Negara Kementerian Pos dan Telekomunikasi Kamboja, menambahkan bahwa keahlian China di bidang AI membuka peluang besar bagi percepatan transformasi digital di negaranya.
“Kami kini memasuki fase baru dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Dorong Transformasi Digital Kawasan
Melalui Pameran China-ASEAN, kolaborasi ini diharapkan melahirkan proyek nyata dalam bidang kecerdasan buatan. Dengan sinergi tersebut, AI tidak hanya menjadi alat teknologi, tetapi juga pilar untuk memperkuat perekonomian regional dan membangun masa depan bersama China-ASEAN. *
Sumber : Chinadaily.com.cn