BERIKABARNEWS l GAZA – Harapan perdamaian di Jalur Gaza mulai terlihat setelah Hamas menyatakan kesiapannya untuk memulai perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera, Jumat (3/10/2025). Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap seruan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mendesak Israel menghentikan pemboman di wilayah Palestina.
Juru bicara Hamas, Taher al-Nunu, menegaskan komitmen kelompoknya untuk menempuh jalur diplomasi.
“Hamas siap segera memulai negosiasi guna mencapai pertukaran tahanan, mengakhiri perang, dan memastikan penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza,” ujarnya kepada AFP.
Langkah ini menandai titik balik penting setelah hampir dua tahun konflik sengit yang menewaskan puluhan ribu warga dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur Gaza.
Isi Rencana Damai Trump dan Respons Israel
Dalam Rencana Damai Trump Gaza, Presiden Donald Trump menyerukan beberapa langkah utama:
- Penghentian permusuhan antara Israel dan Hamas.
- Pembebasan sandera dalam 72 jam.
- Penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza.
- Pelucutan senjata Hamas.
- Pembentukan pemerintahan transisi teknokratis di bawah otoritas sementara yang diawasi langsung oleh AS.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik perkembangan tersebut dan menyatakan bahwa Israel “sedang mempersiapkan implementasi segera tahap pertama rencana Trump untuk pembebasan semua sandera.”
Di Gaza, kabar ini disambut dengan sukacita. Warga di Al-Mawasi terdengar meneriakkan takbir, sementara Presiden Trump menyebut hari itu sebagai “hari yang sangat istimewa,” berjanji semua pihak akan “diperlakukan dengan adil.”
Baca Juga : 11 Kapal Koalisi Armada Kebebasan Berlayar Menuju Gaza, Tantang Blokade Israel
Reaksi Dunia dan Tantangan di Lapangan
Pernyataan kesiapan Hamas untuk menuju “perdamaian abadi” dan kesediaan menyerahkan pemerintahan Gaza kepada teknokrat menuai sambutan positif dari komunitas internasional.
Qatar dan Mesir, sebagai mediator utama, menyatakan dukungan penuh terhadap proses ini.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak semua pihak “memanfaatkan kesempatan berharga ini untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.”
Pemimpin dunia, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan tokoh oposisi Inggris Keir Starmer, menilai langkah ini sebagai “awal penting menuju perdamaian jangka panjang.”
Meski demikian, situasi di lapangan masih genting. Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan serangan udara dan artileri berat di Kota Gaza pada hari Jumat yang menewaskan sedikitnya 11 orang dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi.
Konflik ini bermula sejak serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang berkepanjangan dan krisis kemanusiaan terbesar di kawasan tersebut dalam dua dekade terakhir.
Harapan Baru bagi Perdamaian Gaza
Pernyataan terbaru Hamas membuka peluang diplomasi baru di Timur Tengah. Namun, keberhasilan perundingan sangat bergantung pada komitmen kedua belah pihak dan dukungan aktif komunitas internasional dalam menjamin penghentian kekerasan.
Langkah ini sekaligus menjadi ujian pertama bagi Rencana Damai Trump, apakah dapat membawa stabilitas nyata bagi Gaza dan memulihkan kepercayaan publik terhadap proses perdamaian di kawasan tersebut. (ing)
AFP.com