BERIKABARNEWS l JAKARTA – Indonesia mencatatkan pencapaian bersejarah dalam diplomasi ekonomi dengan disepakatinya dua perjanjian strategis, yakni Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) dan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA).
Kedua kesepakatan ini menjadi tonggak penting untuk memperluas akses pasar, mendorong investasi, serta memperkuat kerja sama dengan mitra utama di Eropa dan Amerika Utara.
Momentum bersejarah ini ditandai dengan penandatanganan ICA–CEPA oleh Presiden RI Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Ottawa, Rabu (24/9/2025).
Sementara itu, penandatanganan dan pengumuman bersama Kesepakatan Substantif IEU–CEPA dilakukan di Bali pada Selasa (23/9/2025) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič.
“Kedua kesepakatan ini menjadi bukti konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional di tengah dinamika perdagangan global. Indonesia tidak hanya memperoleh posisi tawar yang lebih kuat, tetapi juga memastikan manfaat nyata bagi dunia usaha dan masyarakat,” kata Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.
Peran Strategis Uni Eropa dan Kanada
Pengamat ekonomi Sunarsip menilai Uni Eropa merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan pangsa sekitar 10% dari total ekspor nasional.
Produk ekspor unggulan Indonesia ke Eropa mencakup mineral logam untuk industri otomotif, besi dan baja, elektronik, serta CPO dan minyak nabati untuk industri biofuel, pangan, hingga kosmetik.
Melalui IEU–CEPA, akses pasar produk unggulan tersebut diproyeksikan semakin luas dan mampu memperbesar pangsa ekspor Indonesia. Kesepakatan ini juga diharapkan menjadi pasar alternatif strategis di tengah ketidakpastian kebijakan tarif global, termasuk dari Amerika Serikat.
“IEU–CEPA akan menjadi penopang penting ketika permintaan dari mitra utama lain, seperti Tiongkok dan India, mengalami pelemahan. Kebijakan ini juga akan memperkuat surplus neraca perdagangan sekaligus meningkatkan cadangan devisa,” jelas Sunarsip.
Baca Juga : Presiden Prabowo Disambut Hangat PM Kanada, Teken Kesepakatan ICA-CEPA
Dorongan Sinergi UMKM dan Komunikasi Publik
Pasca kesepakatan IEU–CEPA, diperlukan kebijakan turunan agar manfaat ekonomi bisa dirasakan luas, termasuk oleh UMKM.
Pengajar Universitas Indonesia Firman Kurniawan menekankan pentingnya komunikasi publik yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga substansi perjanjian dapat diterjemahkan menjadi peluang nyata bagi pelaku usaha kecil.
“Pemerintah harus mengemas pesan komunikasi yang menonjolkan manfaat nyata, bahkan hingga level sektoral, agar peluang ekonomi dari perjanjian ini bisa dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya.
Firman juga menambahkan bahwa di era arus informasi yang cepat, media konvensional maupun digital perlu dilibatkan agar publik tidak terjebak dalam misinformasi terkait makna dan keuntungan perjanjian tersebut. *
Ekon.go.id