BERIKABARNEWS l – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mempercepat penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga Rabu (17/12/2025), fokus pemulihan diarahkan pada percepatan distribusi logistik, perbaikan infrastruktur transportasi, serta pendataan warga terdampak bencana.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa optimalisasi jalur distribusi bantuan terus dilakukan agar kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat segera terpenuhi. Khusus di Provinsi Aceh, bantuan logistik yang disalurkan melalui Lanud Iskandar Muda telah mencapai 20,6 ton.
“Distribusi bantuan kami percepat agar menjangkau seluruh wilayah terdampak, terutama daerah yang sempat terisolasi akibat banjir dan longsor,” ujar Abdul Muhari.
Berdasarkan pemutakhiran data BNPB hingga Rabu pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat 1.059 jiwa, bertambah enam orang dibandingkan hari sebelumnya. Penambahan korban berasal dari Kabupaten Aceh Utara sebanyak dua orang dan Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak empat orang. Sementara itu, jumlah korban hilang mengalami penurunan menjadi 192 jiwa, dari sebelumnya 200 jiwa.
Seiring membaiknya kondisi di sejumlah daerah, jumlah pengungsi juga menurun signifikan menjadi 588.226 jiwa, atau berkurang sekitar 17.814 orang. Meski demikian, BNPB mencatat masih terdapat 26 kabupaten/kota yang berstatus tanggap darurat.
Kota Padang dan Kabupaten Pasaman Barat bahkan memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat menyusul potensi banjir susulan.
Baca Juga : Dukungan Psikososial untuk Anak Korban Banjir Aceh
Dalam upaya memperlancar mobilisasi bantuan dan alat berat, BNPB memprioritaskan perbaikan infrastruktur transportasi, khususnya jembatan yang menjadi akses vital. Jembatan Bailey di Sungai Teupin Mane kini telah berfungsi menghubungkan Kabupaten Bireuen dan Bener Meriah.
Sementara itu, Jembatan Teupin Reudeup di kawasan Awe Geutah telah mencapai progres 98 persen dan ditargetkan dapat beroperasi penuh pada 18 Desember 2025. Adapun pembangunan Jembatan Kutablang di jalur utama Bireuen–Lhokseumawe telah mencapai progres 50,9 persen.
Selain perbaikan infrastruktur, BNPB juga mengintensifkan pendataan warga terdampak secara by name by address di Kabupaten Aceh Tamiang sebagai dasar perencanaan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) dan Hunian Tetap (Huntap).
Di Kabupaten Pidie, pembangunan 12 unit Huntara telah dimulai di Gampong Blang Pandak dengan memanfaatkan dana biaya tidak terduga daerah.
Untuk mendukung kelancaran proses pemulihan, BNPB terus melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna menekan intensitas hujan. Dua pesawat dikerahkan di wilayah Aceh dengan total bahan semai mencapai 31 ton sejak 7 Desember 2025.
BNPB memastikan koordinasi lintas kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan unsur terkait akan terus diperkuat hingga seluruh akses komunikasi, energi, infrastruktur, serta kebutuhan dasar masyarakat di wilayah terdampak bencana dapat pulih secara bertahap dan berkelanjutan. *
Sumber :
InfoPublik.id
