BERIKABARNEWS l JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan pemerintah telah menyalurkan lebih dari 500 ribu ton bantuan untuk wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatra. Bantuan ini mencakup paket sembako, makanan siap saji, obat-obatan, tenda, dan perlengkapan dasar lainnya.
Dalam keterangan resmi di Posko Terpadu TNI Penanganan Bencana Alam, Baseops Halim Perdanakusuma, Pratikno menyampaikan bahwa untuk menjangkau wilayah terisolir seperti Aceh Tamiang dan Langsa, pemerintah mengerahkan armada udara dan laut.
“Per kemarin sudah berhasil dilakukan air drop menggunakan CN-295, A-2904, dan C-130J Super Hercules, didukung juga oleh pengiriman logistik melalui jalur laut dengan kapal angkut TNI,” ujar Pratikno. Lebih dari 50 helikopter TNI, Polri, dan BNPB turut dikerahkan, serta pesawat angkut A-400 untuk mobilisasi logistik berskala besar.
BUMN Turun Tangan Percepat Pemulihan Infrastruktur
Pratikno menjelaskan bahwa percepatan pemulihan infrastruktur vital menjadi prioritas utama. Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikerahkan untuk mendukung pemulihan, antara lain PLN, yang menargetkan pemulihan tower bertegangan tinggi jalur Arun-Bireuen dan Tarutung-Sibolga selesai pada 5 Desember, dipercepat dari estimasi awal 5–6 hari menjadi hanya 2–3 hari.
Telkom menurunkan 2.498 personel recovery untuk memperbaiki layanan telekomunikasi di Sumatra, sementara Pertamina terus mengupayakan distribusi BBM melalui jalur darat maupun udara.
Selain itu, TNI-Polri dan instansi terkait telah mendirikan posko logistik, posko kesehatan, dapur umum, dan dapur SPPG untuk mempercepat distribusi makanan bagi para pengungsi.
Baca Juga : Jalur Kereta Api Medan–Binjai Kembali Beroperasi Usai Terputus Akibat Banjir
Pemerintah juga menyoroti isu lingkungan pascabanjir. Pratikno menyampaikan penelusuran terhadap gelondongan kayu yang terbawa arus banjir, dengan Satgas Penertiban Kawasan Hutan diturunkan untuk menelusuri dugaan pelanggaran melalui analisis citra satelit.
Meskipun fokus utama masih pada tanggap darurat, skenario Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab-Rekon) telah dipersiapkan secara paralel.
“Fase rehab juga mulai dipersiapkan dengan matang. Target 100 hari dan timeline 1 tahun disiapkan agar publik dapat mengawasi capaian secara terukur,” jelas Pratikno.
Menko PMK menutup pernyataannya dengan pesan harapan bagi masyarakat terdampak. “Fokus pemerintah bukan hanya membagi bantuan logistik, tapi menjaga semua warga agar punya harapan membangun kembali kehidupannya,” ujarnya. *
Sumber :
InfoPublik.id
