BERIKABARNEWS l JAKARTA – Polisi mengungkap motif di balik ledakan di masjid kompleks SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta, yang terjadi saat salat Jumat pekan lalu dan melukai 96 orang. Tersangka, seorang pelajar berusia 17 tahun, diduga bertindak karena dendam pribadi (vengeance) serta terinspirasi oleh serangan kelompok supremasis kulit putih dan neo-Nazi.
Dalam keterangan resmi pada Selasa (11/11), pihak kepolisian menyebutkan bahwa dari lokasi kejadian ditemukan tujuh bom rakitan, beberapa di antaranya disembunyikan dalam kaleng minuman dan dikendalikan jarak jauh.
Tiga bom lainnya gagal meledak. Polisi juga menemukan replika senjata api dengan tulisan “dendam”.
Baca Juga : Densus 88 Temukan Tujuh Bahan Peledak di SMAN 72 Jakarta Utara
Menurut Juru Bicara Densus 88 Antiteror AKBP Mayndra Eka Wardhana, pelaku bertindak sebagai lone wolf atau pelaku tunggal. Ia diketahui aktif di komunitas daring yang memuliakan kekerasan, namun tidak terafiliasi langsung dengan jaringan militan mana pun.
“Tersangka terinspirasi oleh penyerangan di masjid Christchurch (Selandia Baru, 2019) dan penembakan di Sekolah Menengah Columbine (AS, 1999). Ia merasa terisolasi dan menyimpan dendam terhadap lingkungan sekitarnya,” ujar Mayndra.
Pelaku kini dirawat di rumah sakit setelah mengalami cedera kepala akibat ledakan dan telah menjalani operasi. Polisi masih mendalami latar belakang psikologis dan aktivitas digital tersangka. *
