Rekor! 20.000 Ekor Tukik Dilepasliarkan di Paloh, Sambas

Ribuan tukik dilepasliarkan di Pantai Tanjung Api Paloh oleh Pokmaswas Kambau Borneo bersama masyarakat dan Yayasan Sealife Indonesia

BERIKABARNEWS l SAMBAS – Ada banyak cara yang bisa dilakukan sebagai upaya pelestarian Penyu, salah satunya dengan pelepasliaran tukik (anak penyu), seperti yang dilakukan oleh kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Kambau Borneo, Paloh.

Pelepasliaran tukik adalah bagian dari upaya pengembalian populasi penyu yang kondisinya terancam punah. Meskipun telah dilindungi melalui Undang-undang, penyu masih sering menjadi target perburuan dan perdagangan, termasuk di Paloh. Sebagai bagian dari upaya penyelamatan telur dari perburuan, maka beberapa sarang telur penyu yang rawan diburu dilakukan relokasi dan ditetaskan dilokasi yang terpantau.

Upaya relokasi dan penetasan telur menjadi tukik telah dilakukan oleh Pokmaswas Kambau Borneo selama lebih dari 12 tahun. Sejak terbentuk pada tahun 2012 hingga saat ini ratusan ribu tukik telah dilepasliarkan.

Upaya konservasi penyu di Paloh selama belasan tahun ini mulai tampak membuahkan hasil. Musim puncak peneluran penyu tahun 2025 (Juli – September) ini menunjukkan adanya peningkatan populasi penyu bertelur. Setidaknya terdapat 1157 ekor penyu mendarat di pantai Tanjung Api hingga Tanjung Kemuning (4 kilometer) dan 670 ekor diantaranya bertelur. Hal ini berarti dalam waktu 3 bulan, lebih dari 67.000 telur diinkubasi hanya di wilayah 4 kilometer dari 63 kilometer pantai peneluran penyu di kecamatan Paloh.

Umumnya tukik menetas dalam waktu 2 bulan. Penyu yang bertelur diperiode agustus dan September lalu diperkirakan akan menetas di bulan oktober dan November ini. Mengingat jumlahnya yang fantastis, diperkirakan lebih dari 20.000 tukik akan menetas dalam 1 bulan ini (pertengahan oktober – pertengahan November) maka ini merupakan bulan tukik terbanyak selama perjalanan konservasi penyu di Paloh.

Ribuan tukik dilepasliarkan di Pantai Tanjung Api Paloh oleh Pokmaswas Kambau Borneo bersama masyarakat dan Yayasan Sealife Indonesia
Ribuan tukik dilepasliarkan di Pantai Tanjung Api Paloh oleh Pokmaswas Kambau Borneo bersama masyarakat dan Yayasan Sealife Indonesia.

Pokmaswas Kambau Borneo berkolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Api dan Yayasan Sealife Indonesia, menyelenggarakan pelepasan ribuan tukik selama 4 minggu berturut-turut di Pantai Tanjung Api, Paloh.

Ketua Pokmaswas Kambau Borneo, Jefriden mengatakan, pelepasan tukik ini mengusung tema “Bulan Pelepasan Tukik Terbanyak”, dimana jumlah tukik yang akan dilepaskan sebanyak 20.000 ekor.

Dikatakan pria yang akrab disapa Long Ejep ini, metode pelepasliaran tukik sebanyak itu akan dilakukan secara bertahap selama empat pekan kedepan, menyesuaikan waktu penetasan tukik.

“20.000 ekor tukik ini akan kami lepasliarkan secara bertahap selama empat pekan kedepan. Setiap pekannya, masing-masing sebanyak 5.000 ekor. Dan hari ini, alhamdulillah kami bersama SMK Kesehatan dan Yayasan Sealife Indonesia, telah melepasliarkan sebanyak 5.000 ekor di pagi hari dan di sore hari,” katanya, Minggu (26/10/2025).

Untuk pelepasliaran selanjutnya, direncanakan pada pekan depan yaitu tanggal 2 November 2025, 9 November 2025, dan ditutup pada 15 November 2025.

“Untuk acara puncak pelepasan nanti, insya allah akan kami sertakan juga acara pesta rakyat,” terangnya.

Baca Juga : Bejepin Yok! 2025 di TMII: Gubernur Ria Norsan Ajak Warga Kalbar Jaga Budaya dan Dukung UMKM

Ejep menjelaskan, tukik-tukik yang dilepasliarkan tersebut merupakan hasil relokasi atau penetasan semi alami dari 670 ekor penyu selama bulan Juli hingga September 2025.

“Dari 670 ekor yang bertelur atau bersarang, yang berhasil direkolasi oleh Kambau Borneo sebanyak 34.000 butir telur,” sambungnya.

Ejep mengatakan rekolasi sarang atau telur penyu ini dilakukan untuk menghindari ancaman perburuan dan hewan predator, sekaligus untuk mempermudah pendataan serta wisata edukasi konservasi penyu di Tanjung Api.

Sementara itu Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Api, Muraizi mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum untuk menjaga keberlangsungan hidup satwa sekaligus sebagai destinasi wisata edukatif bagi masyarakat luas.

Dikatakan Muraizi, sejak 2022, Pokdarwis Tanjung Api mengambil langkah inovatif dengan mengubah kawasan konservasi penyu menjadi wisata berbasis edukasi. Tujuannya sederhana, agar masyarakat tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga memahami pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan satwa penyu.

“Kami sadar tidak bisa bergantung terus pada bantuan. Karena itu, kami ubah kawasan konservasi menjadi tempat edukasi supaya masyarakat bisa terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian,” ungkapnya.

Setiap pengunjung yang datang untuk melihat atau ikut melepas tukik, tidak dikenakan tiket masuk. Sebagai gantinya, mereka dipersilakan memberikan donasi sukarela yang kemudian digunakan untuk biaya operasional, seperti pakan penyu, perawatan fasilitas, dan kebutuhan penjaga pantai (Pokmaswas Kambau Borneo).

“Tidak ada retribusi, melainkan sistem donasi, agar tetap sesuai aturan, sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa kegiatan sosial seperti ini juga membutuhkan biaya,” tambahnya.

Saat ini, dukungan pemerintah disebut masih sebatas pada urusan administrasi. Bantuan dana untuk konservasi tidak tersedia sejak kewenangan pengelolaan tidak lagi di kabupaten. Untuk menutupi kebutuhan operasional, Pokdarwis Tanjung Api aktif menjalin kerja sama dengan banyak pihak.

“Kadang ada bantuan, kadang tidak. Jadi kami harus terus berinovasi supaya kegiatan konservasi tetap berjalan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa keberlanjutan pelestarian penyu tidak hanya bergantung pada kesadaran lingkungan, tetapi juga pada kesejahteraan para pengelolanya.

“Pelestarian bukan hanya soal penyu, tapi juga tentang orang yang menjaga. Kalau mereka lelah dan berhenti, siapa lagi yang akan peduli?” tegasnya.

Meski berjalan dengan segala keterbatasan, semangat Pokdarwis Tanjung Api menjadi bukti nyata bahwa kepedulian masyarakat pesisir mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga ekosistem laut Kalimantan Barat dari ancaman kepunahan.

Melihat perjuangan Pokmaswas Kambau Borneo dan kolaborasinya bersama Pokdarwis Tanjung Api, Dwi Suprapti dari Yayasan Sealife Indonesia menganggap upaya ini layak diapresiasi karena secara mandiri telah berhasil konsisten melakukan upaya Konservasi Penyu di Paloh lebih dari 12 tahun tanpa pendanaan khusus.

“Meskipun tantangan yang dihadapi oleh Pokmaswas Kambau Borneo tidak mudah dan masih terus perlu dilakukan perbaikan prosedur, namun secara umum lembaga ini perlu diapresiasi karena mampu bertahan dan mengelola konservasi penyu secara mandiri dan berhasil menetaskan tukik lebih dari 20.000 dalam waktu 2 bulan” ujarnya.

Dwi menambahkan pelepasan tukik lebih dari 20.000 ekor ini terbilang rekor yang perlu diakui, bahkan angka ini melebihi rekor MURI tahun 2022 terkait pelepasan tukik terbanyak yang dilakukan di Bali sejumlah 15.000 tukik. Sehingga jumlah ini bukanlah angka yang sedikit, hal ini adalah pencapaian besar dari Gerakan sosial Masyarakat lokal Paloh.

Baca Juga : Lewat Oktober HAKI, Disporapar Kalbar Dorong Pelaku Ekraf Lindungi Karya dan Inovasi

Dwi juga menjelaskan bahwa pelepasan penyu memang sebaiknya menyesuaikan waktu penetasan, jangan dikumpulkan dan ditahan lebih dari seminggu karena akan menyebabkan Cadangan makanan alami (Yolk) ditubuh tukik menipis sehingga kematian dapat mengancam kehidupannya saat dilepasliarkan.

Pola-pola memelihara tukik dalam waktu lama, membesarkannya baru dilepasliarkan adalah pola yang kurang tepat. Untuk itu, Dwi mengapresiasi langkah yang dilakukan Pokmaswas Kambau Borneo yang tidak ambisius melepaskan tukik 20.000 sekaligus namun tetap disesuaikan dengan waktu penetasannya dan dibagi menjadi 8 periode pelepasan agar peluang hidup tukik lebih tinggi saat dilepaskan.

Langkah ini menurut Dwi juga sebagai upaya mencegah serangan predator dan kematian masal akibat pelepasliaran secara masal disatu waktu dan disatu tempat. Sehingga pelepasan tukik yang kebetulan menetas dalam jumlah ribuan ini perlu dibagi dalam beberapa waktu dan menyebar disepanjang pantai diwilayah tersebut.

Menurut Dwi, keberhasilan yang dilakukan oleh Pokmaswas Kambau Borneo dan Pokdarwis Tanjung Api dalam upaya konservasi penyu di Paloh ini tentunya tidak terlepas dari dukungan panjang dari berbagai pihak baik Pemerintah Desa, Kabupaten hingga Pemerintah Provinsi juga dukungan dari berbagai NGO Konservasi, Akademisi, CSR Perusahaan maupun dukungan dari kelompok-kelompok Masyarakat lainnya. Kolaborasi ini perlu terus dipelihara demi kelestarian Penyu di Paloh dan peningkatan pendapatan Masyarakat lokal dari efek domino wisata edukasi yang ramah penyu, tutupnya. (ndo)

Bejepin Yok! 2025 di TMII: Gubernur Ria Norsan Ajak Warga Kalbar Jaga Budaya dan Dukung UMKM

BERIKABARNEWS l JAKARTA – Semarak budaya dan kehangatan...

Gubernur Ria Norsan menari bersama Ny. Erlina dan Menteri UMKM Maman Abdurrahman di Bejepin Yok 2025. (instagram.com/adpim.provkalbar)

Krisantus Disambut Meriah Mahasiswa Yudisium Universitas Widya Dharma

BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus...

Krisantus Kurniawan memberikan sambutan di depan mahasiswa Universitas Widya Dharma Pontianak

Gubernur Kalbar Dorong Revisi UU 23/2014 untuk Perkuat Otonomi Daerah

BERIKABARNEWS l JAKARTA – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar)...

Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menghadiri Musyawarah Nasional APPSI VII di Jakarta, membahas penguatan otonomi daerah dan revisi UU 23/2014. (instagram.com/adpim.provkalbar)

Lewat Oktober HAKI, Disporapar Kalbar Dorong Pelaku Ekraf Lindungi Karya dan Inovasi

BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan...

Kadisporapar Kalbar Windy Prihastari membuka kegiatan Oktober HAKI 2025 di Hotel Orchardz Ayani Pontianak bersama pelaku ekonomi kreatif Kalbar.

SSB Kapuas Khatulistiwa Pontianak Wakili Kalbar di Ajang Grassroots Nasional di JIS Jakarta

BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Semangat juang tinggi kembali...

Tim SSB Kapuas Khatulistiwa Pontianak bersama pelatih Angah Syahril dan Juliansyah bersiap mewakili Kalimantan Barat di ajang Grassroots Nasional Indonesia di Jakarta International Stadium.

Krisantus: Saya Tak Perlu Sopoy! 10 Investor Angkat Kaki Pun Tak Rugi Kalau Tak Sejahterakan Masyarakat

BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Wakil Gubernur Krisantus Kurniawan...

Wagub Kalbar Krisantus Kurniawan menegaskan pentingnya kesejahteraan masyarakat

berita terkini