BERIKABARNEWS l BRUSSELS – Uni Eropa (UE) terus mematangkan rencana pemanfaatan aset kedaulatan Rusia yang dibekukan sejak invasi ke Ukraina pada 2022 sebagai sumber pembiayaan bagi Kyiv. Para diplomat UE menyebutkan, kemajuan signifikan telah dicapai dan sejumlah keputusan kunci diperkirakan akan ditetapkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) UE yang digelar pada Kamis mendatang.
Saat ini, negara-negara UE membekukan aset kedaulatan Rusia dengan nilai sekitar €210 miliar. Sebagian besar aset tersebut, sekitar €185 miliar, tersimpan di lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Belgia. Sementara sisanya berada di Prancis, Luksemburg, Jerman, dan Swedia.
Pembahasan utama kini berfokus pada aspek keamanan hukum dan jaminan finansial, khususnya bagi Belgia sebagai negara yang menyimpan porsi terbesar aset Rusia. Pemerintah Belgia meminta agar negara-negara anggota UE berbagi risiko jika Rusia menggugat penggunaan aset tersebut melalui jalur hukum internasional.
Seorang diplomat UE mengungkapkan bahwa Belgia menginginkan jaminan kolektif atas seluruh konsekuensi finansial yang mungkin timbul.
Meski sebagian besar negara anggota memahami kekhawatiran tersebut, muncul penolakan terhadap konsep jaminan tanpa batas waktu atau yang disebut sebagai “cek kosong permanen”.
Baca Juga : Pelaku Penembakan Bondi Beach Sempat Berada di Davao, Filipina
Ancaman Gugatan Rusia Jadi Perhatian
Rusia sebelumnya telah memperingatkan bahwa penggunaan aset kedaulatannya yang dibekukan akan dianggap sebagai tindakan perampasan. Moskow juga mengancam pembalasan, termasuk penyitaan aset investor swasta Eropa yang beroperasi di Rusia. Bahkan, Bank Sentral Rusia telah mengajukan gugatan terhadap Euroclear dengan nilai klaim mencapai sekitar US$230 miliar.
Selain persoalan jaminan hukum, para duta besar UE juga membahas pencabutan perjanjian investasi bilateral dengan Rusia yang masih dimiliki oleh 18 negara anggota.
Komisi Eropa menilai perjanjian tersebut berpotensi dimanfaatkan Rusia untuk menggugat sanksi UE atau menentang penggunaan aset beku melalui mekanisme penyelesaian sengketa internasional.
Di sisi lain, Prancis mengusulkan agar dana yang diperoleh Ukraina melalui skema pinjaman berbasis aset Rusia hanya digunakan untuk membeli peralatan pertahanan dari industri Eropa. Usulan tersebut memicu perdebatan lanjutan di antara negara anggota.
Skema pinjaman berbasis aset Rusia beku dinilai sebagai opsi paling realistis bagi UE karena tidak memerlukan pengeluaran besar dari anggaran nasional maupun pembentukan utang bersama baru.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun menyerukan persatuan negara-negara Eropa agar langkah ini dapat segera direalisasikan untuk mendukung Ukraina menghadapi agresi Rusia. *
Sumber :
Reuters
