BERIKABARNEWS l KUALA LUMPUR – Thailand dan Kamboja dijadwalkan menandatangani perjanjian gencatan senjata bersejarah dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia. Perjanjian yang dijuluki “Kesepakatan Kuala Lumpur” ini rencananya akan disaksikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Mohamad Hasan, mengonfirmasi bahwa kesepakatan tersebut bertujuan memastikan kedua negara mematuhi gencatan senjata di sepanjang wilayah perbatasan yang telah lama disengketakan. Malaysia bertindak sebagai fasilitator utama dalam upaya perdamaian ini.
“Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat, dengan Malaysia bertindak sebagai fasilitator, untuk memastikan Gencatan Senjata Thailand-Kamboja yang lebih luas dapat dicapai, dan dipantau oleh Tim Operasi ASEAN (AOT),” ujar Mohamad Hasan dalam konferensi pers di Concorde Club, Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Trump Hadiri KTT ASEAN dan Pertemuan Terkait
Menlu Mohamad Hasan juga mengumumkan bahwa Presiden AS Donald Trump akan melakukan kunjungan resmi ke Malaysia pada 26 Oktober 2025. Trump akan menghadiri sejumlah pertemuan terkait, termasuk:
- KTT Khusus ASEAN-AS
- KTT Asia Timur (EAS)
Kehadiran Trump dinilai menegaskan pentingnya stabilitas kawasan Asia Tenggara bagi kepentingan global.
Mohamad menjelaskan bahwa perjanjian gencatan senjata akan mencakup syarat-syarat utama, seperti:
- Pembersihan seluruh ranjau darat
- Penarikan peralatan militer dari wilayah perbatasan
Baca Juga : Donald Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel–Hamas, Pembebasan Sandera Dimulai
Konflik Puluhan Tahun Thailand–Kamboja
Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja sepanjang 817 kilometer telah berlangsung selama puluhan tahun. Ketegangan terakhir memuncak pada 24 Juli 2025 dengan baku tembak, sebelum akhirnya dihentikan melalui gencatan senjata awal di Putrajaya yang juga difasilitasi Malaysia.
Fokus Ekonomi dan Perdagangan Bebas di KTT ASEAN
Selain isu keamanan, KTT ASEAN ke-47 akan menitikberatkan pada agenda ekonomi dan integrasi kawasan.
Menurut Mohamad Hasan, lebih dari 80 dokumen akan diadopsi, mayoritas terkait kerja sama ekonomi.
Beberapa agenda penting lainnya:
- Pertemuan mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP)
- Penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN–Tiongkok (ACFTA) 3.0
“RCEP penting mengingat situasi geoekonomi global yang tidak menentu,” tambahnya.
KTT ASEAN ke-47 diharapkan menjadi momentum besar bagi perdamaian regional sekaligus penguatan kerja sama ekonomi di Asia Tenggara. (ing)
Bernama.com