BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menegaskan pentingnya literasi keuangan sebagai fondasi inklusi keuangan yang berkelanjutan. Menurutnya, masyarakat tidak hanya harus menggunakan layanan keuangan, tetapi juga memahami manfaat dan risikonya secara bijak, terutama di era digital.
Hal tersebut disampaikannya pada pembukaan Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Kalimantan Barat 2025 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalbar di Pontianak Convention Center (PCC), Jumat (17/10/2025).
“Kota Pontianak berkomitmen mendukung penuh program inklusi keuangan. Edukasi keuangan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang belum tersentuh layanan formal,” ujarnya.
Inklusi Keuangan Harus Jadi Gerakan Nyata
Edi mendorong agar inklusi keuangan tidak berhenti sebagai slogan, tetapi menjadi gerakan nyata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Ia mengapresiasi peran aktif OJK Kalbar dalam meningkatkan literasi dan akses keuangan, khususnya bagi pelaku UMKM.
“Saya sangat mengapresiasi Ibu Rochma, Kepala OJK Kalbar, yang inspiratif dan penuh semangat. Beliau membantu kami termasuk mendorong optimalisasi BPR agar tetap berjalan dan melindungi nasabah,” kata Edi.

Sinergi Pemerintah, Lembaga Keuangan, dan Komunitas
Menurutnya, potensi ekonomi Kalbar sangat besar, tetapi masih terkendala keterbatasan sumber daya manusia. Karena itu, sinergi antarpemangku kepentingan menjadi kunci untuk memperluas akses layanan keuangan yang aman, mudah, dan terjangkau.
“Kami di pemerintah daerah membutuhkan bimbingan dalam mengembangkan inklusi keuangan. Kolaborasi menjadi kunci agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota juga mengucapkan selamat atas penghargaan yang diterima Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) OJK Kalbar. Ia berharap capaian tersebut memperkuat semangat membangun sektor keuangan daerah.
Baca Juga : RSUD SSMA Pontianak Luncurkan Klinik SiGerak, Bantu Pasien Stroke Kembali Mandiri
OJK: Inklusi Tinggi, Edukasi Masih Jadi Tantangan
Kepala OJK Provinsi Kalbar, Rochma Hidayati, mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat literasi dan inklusi hingga menjangkau wilayah terpencil. Ia menyebut inklusi keuangan di Kalbar telah mencapai 85 persen.
“Pertanyaan pentingnya, apakah masyarakat sudah benar-benar teredukasi? Itu yang harus kita tingkatkan bersama,” ujarnya.
OJK juga menyasar pelajar dan pelaku UMKM. Melalui program Satu Pelajar Satu Rekening, sebanyak 95 persen pelajar telah memiliki tabungan. Sekitar 47 ribu pelaku UMKM pun sudah dilayani lembaga keuangan formal. Dari 1.890 desa di Kalbar, 88 persen memiliki agen laku pandai, meski sebagian wilayah masih terkendala jaringan.
Investasi Digital Meningkat, OJK Beri Peringatan
Rochma juga menyoroti tingginya minat investasi digital seperti aset kripto. Kalbar bahkan masuk lima besar nasional dalam transaksi aset digital.
“Mayoritas pelakunya anak muda dan mahasiswa. Kami tidak melarang investasi kripto, tetapi kami berikan pedoman agar mereka paham risiko dan bertransaksi dengan aman,” tutupnya. (ndo)
Prokopim