BERIKABARNEWS l – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan tidak ada kompromi terkait syarat penghentian perang di Ukraina. Sikap tersebut disampaikan dalam konferensi pers tahunan “Direct Line”, Jumat (19/12), yang sekaligus menutup agenda publik Putin sepanjang 2025. Dalam kesempatan itu, Putin juga melontarkan kritik keras kepada Uni Eropa terkait rencana pemanfaatan aset Rusia yang dibekukan.
Putin menyatakan Rusia tetap terbuka untuk perundingan damai, namun hanya jika Kyiv menerima syarat yang telah ditetapkan Moskow sejak Juni 2024. Ia menekankan bahwa perdamaian hanya bisa tercapai apabila “akar penyebab krisis” diselesaikan.
Syarat utama Rusia meliputi tuntutan agar Ukraina bersikap netral dan membatalkan ambisi bergabung dengan NATO. Selain itu, Ukraina diminta menarik seluruh pasukannya dari empat wilayah yang diklaim Rusia sebagai bagian dari teritorinya.
“Kami siap mengakhiri konflik secara damai, tetapi berdasarkan prinsip yang telah kami tetapkan,” ujar Putin.
Ketegangan dengan Uni Eropa turut menjadi sorotan. Putin menuding UE melakukan “perampokan di siang bolong” terkait rencana penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk mendukung Ukraina.
Menurutnya, langkah tersebut berpotensi merusak kepercayaan global terhadap euro dan sistem keuangan Eropa.
Baca Juga : Travel Ban AS Diperluas, Trump Larang Warga Palestina dan Enam Negara Lain
Di medan perang, Putin kembali mengklaim pasukan Rusia berada dalam posisi unggul dan terus menekan Ukraina di sejumlah sektor. Klaim ini dibantah Kyiv, yang menyebut kemajuan Rusia terbatas dan disertai kerugian besar.
Putin juga menyinggung kondisi ekonomi Rusia. Ia mengakui pertumbuhan ekonomi melambat ke sekitar 1% pada 2025, turun dari 4,3% pada tahun sebelumnya.
Di tengah konferensi pers, Bank Sentral Rusia mengumumkan penurunan suku bunga acuan sebesar 0,5 poin menjadi 16% untuk meredam inflasi.
Konferensi pers maraton tersebut sempat diwarnai gangguan teknis saat sejumlah pesan kritik muncul di layar siaran langsung. Meski demikian, acara tetap berlanjut hingga akhir dengan lebih dari 2,6 juta pertanyaan masuk, mencakup isu perang, ekonomi, hingga harga pangan domestik. *
Sumber :
Reuters
