BERIKABARNEWS l – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Sabtu (6/12/2025) mengeluarkan pernyataan penting mengenai masa depan keamanan di Jalur Gaza. Dalam pernyataan tersebut, Hamas menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan senjata kepada otoritas Palestina, namun dengan syarat utama bahwa pendudukan dan agresi militer Israel harus dihentikan sepenuhnya.
Kepala negosiator dan pemimpin Hamas di Gaza, Khalil Al-Hayya, menyampaikan bahwa kepemilikan senjata terkait langsung dengan situasi pendudukan.
“Senjata kami terkait dengan keberadaan pendudukan dan agresi,” ujar Al-Hayya.
“Jika pendudukan berakhir, senjata-senjata ini akan berada di bawah otoritas negara.”
Baca Juga : Balon Penyelundup Teror Penerbangan! Lituania Naikkan Status ke Darurat
Dilansir dari AFP, biro Al-Hayya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “otoritas negara” adalah Negara Palestina yang berdaulat. Pernyataan ini membuka babak baru diskusi mengenai struktur keamanan dan pemerintahan Gaza pasca-konflik.
Al-Hayya menegaskan bahwa Hamas menolak kehadiran pasukan internasional yang ditugaskan untuk melucuti senjata mereka. Namun, ia menyampaikan bahwa Hamas terbuka terhadap opsi pengerahan pasukan internasional dengan mandat terbatas sebagai penjaga perbatasan.
“Kami menerima pengerahan pasukan PBB sebagai pasukan pemisah, yang bertugas memantau perbatasan dan memastikan kepatuhan terhadap gencatan senjata di Gaza,” tambahnya.
Pernyataan ini menjadi perkembangan penting dalam dinamika perundingan gencatan senjata jangka panjang serta pembentukan kembali stabilitas regional. Banyak pengamat menilai bahwa sikap terbaru Hamas dapat menjadi faktor penentu dalam arah diplomasi dan masa depan politik Palestina. (ing)
Sumber :
AFP.com
