BERIKABARNEWS l – Indonesia menegaskan kembali pentingnya pelucutan senjata nuklir demi menjaga perdamaian dunia. Pernyataan ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono dalam Sidang Tingkat Tinggi memperingati International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (26/9/2025).
Indonesia Soroti 12.000 Hulu Ledak Nuklir
Dalam pidatonya, Menlu Sugiono menyoroti fakta bahwa masih ada lebih dari 12.000 hulu ledak nuklir yang dimiliki segelintir negara, termasuk yang berada di luar Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT).
“Indonesia mendesak negara-negara pemilik senjata nuklir untuk menghentikan modernisasi dan ekspansi, mengambil langkah nyata menuju pelucutan, serta menunjukkan komitmen politik bagi dunia yang bebas dari senjata nuklir,” tegas Sugiono.
Ajakan Bergabung dengan TPNW
Menlu Sugiono menekankan pentingnya revitalisasi mekanisme perlucutan senjata internasional. Indonesia juga mengajak semua negara bergabung dalam Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW), perjanjian global yang melarang kepemilikan, uji coba, hingga ancaman penggunaan senjata nuklir.
Ia mengingatkan, ancaman nuklir semakin berbahaya dengan munculnya risiko baru seperti serangan siber, kecerdasan buatan (AI), dan terorisme.
“Risiko ini tidak bisa sepenuhnya dikendalikan. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah melalui eliminasi total senjata nuklir,” ujarnya.Indonesia
Baca Juga : Presiden Prabowo Disambut Resmi Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch
NPT Review Conference 2026 Jadi Momentum
Dalam penutup pernyataannya, Menlu Sugiono menegaskan bahwa NPT Review Conference 2026 harus menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen perlucutan senjata dan mencegah terjadinya bencana nuklir.
TPNW sendiri diadopsi pada 2017 dan resmi berlaku sejak 22 Januari 2021. Hingga kini, perjanjian tersebut telah ditandatangani lebih dari 90 negara dan diratifikasi lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia.
Komitmen Indonesia Sejak 2013
Indonesia dikenal konsisten menjadi penggerak isu perlucutan senjata di PBB. Pada 26 September 2013, Indonesia sebagai Koordinator Kelompok Kerja Gerakan Non-Blok (GNB) berhasil mendorong terselenggaranya High-level Meeting of the General Assembly on Nuclear Disarmament.
Sebagai tindak lanjut, pada Oktober 2013, Indonesia atas nama GNB merumuskan rancangan resolusi berjudul Follow-up to the High-level Meeting on Nuclear Disarmament. Resolusi itu disahkan pada 5 Desember 2014 dan hingga kini rutin meminta Sekretaris Jenderal PBB serta negara anggota memperingati International Day for the Total Elimination of Nuclear Weapons setiap tahun. *
InfoPublik.id