BERIKABARNEWS l KYIV – Rusia kembali melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Sabtu (8/11), menewaskan sedikitnya empat orang dan memicu pemadaman listrik di berbagai wilayah. Serangan ini disebut sebagai salah satu yang terbesar sejak awal Oktober 2025.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia menembakkan 458 drone dan 45 rudal dalam satu malam. Dari jumlah itu, 406 drone dan sembilan rudal berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengonfirmasi adanya korban di dua kota besar. “Di Dnipro, sebuah drone Rusia menghantam gedung perumahan dan menewaskan tiga orang. Satu korban lainnya meninggal di Kharkiv,” ujarnya.
Serangan itu menyebabkan pemadaman listrik darurat di Kyiv dan Kharkiv, serta gangguan layanan vital di berbagai kota. Di Kharkiv, pasokan air dan listrik terputus, sementara di Kremenchuk, wilayah Poltava, aliran listrik dan pemanasan terganggu sebagian.
Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga menyebut serangan ini sebagai upaya sistematis Rusia untuk melumpuhkan kehidupan sipil.
“Serangan ini merampas listrik, air, dan pemanasan dari jutaan warga,” katanya.
Baca Juga : Krisis Shutdown AS Lumpuhkan Ribuan Penerbangan Akibat Kekurangan Staf
Serangan pada Sabtu menjadi yang kesembilan terhadap jaringan energi Ukraina sejak awal Oktober. Rusia terus menargetkan pembangkit listrik dan infrastruktur gas menjelang musim dingin.
Para pakar energi memperingatkan, jika dua pembangkit utama di Kyiv tidak beroperasi lebih dari tiga hari saat suhu turun di bawah minus 10 derajat Celsius, ibu kota bisa menghadapi “bencana teknologi.”
Sementara itu, Ukraina juga membalas dengan menyerang depot minyak dan kilang di Rusia, sebagai upaya menekan sumber ekspor energi Moskow. *
Sumber :
AFP.com
