BERIKABARNEWS l – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kolaborasi dan sinkronisasi antar lembaga kunci sektor kesehatan untuk memastikan kebijakan berjalan efektif dan tidak saling tumpang tindih. Penegasan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Sektor Kesehatan (KKSK) Triwulan IV 2025 di Kantor BKKBN, Jakarta, Senin (8/12/2025).
Empat lembaga utama, Kementerian Kesehatan, Kemendukbangga/BKKBN, BPJS Kesehatan, dan BPOM, berkumpul untuk menyelaraskan langkah nasional menghadapi tiga isu besar sektor kesehatan, yakni peningkatan layanan lansia, kesehatan jiwa anak dan remaja, serta pemanfaatan alat kesehatan modern di fasilitas daerah.
Menkes Budi menyoroti bahwa perubahan struktur keluarga Indonesia yang semakin kecil menuntut negara hadir lebih kuat dalam perawatan lansia. Menurutnya, penanganan kelompok usia lanjut harus dilakukan melalui kebijakan bersama yang lebih terarah karena mereka telah memberikan kontribusi besar bagi negara.
Ia juga menyoroti hasil temuan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menunjukkan gangguan kesehatan jiwa pada anak lima kali lebih tinggi dibanding dewasa. Pola interaksi digital yang intens melalui penggunaan gadget dinilai mengubah perilaku dan berdampak serius pada perkembangan mental anak.
Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar, menambahkan bahwa perubahan perilaku digital memengaruhi kesehatan jiwa hingga 72 juta anak Indonesia.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, menekankan bahwa Indonesia kini memasuki aging population sebesar 12 persen, sehingga program terpadu seperti Lansia Berdaya dan sekolah lansia semakin penting untuk memastikan negara tetap hadir di tengah masyarakat.
Baca Juga : Menag Dorong Kebersamaan Melalui Perayaan Natal Oikoumene 2025
Dalam aspek teknologi kesehatan, Menkes Budi menjelaskan bahwa pemerintah tengah memperluas penyediaan alat kesehatan modern ke rumah sakit di 514 kabupaten dan kota. Namun, langkah ini membutuhkan koordinasi erat dengan BPJS Kesehatan untuk memastikan tarif layanan dan pemanfaatannya tidak membebani pembiayaan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengonfirmasi bahwa pembiayaan layanan kesehatan untuk lansia dan kesehatan jiwa terus meningkat dan telah mencapai sekitar Rp42 triliun. Ia juga mencatat peningkatan signifikan jumlah remaja dengan masalah kesehatan mental.
Rakor KKSK ini diharapkan mampu merumuskan kebijakan terpadu yang efisien, sekaligus menghilangkan potensi tumpang tindih antarregulasi, termasuk terkait obat-obatan alam, teknologi kesehatan baru bersama BPOM, hingga layanan home care dan aturan teknis lain yang berkaitan dengan BPJS Kesehatan. *
Sumber :
InfoPublik.id
