BERIKABARNEWS l PONTIANAK – Saat curah hujan meningkat, lingkungan menjadi lebih lembap, genangan air mudah terbentuk, dan suhu udara berubah-ubah. Kondisi ini membuat beberapa jenis penyakit lebih mudah berkembang dan menyerang. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko penyakit musim hujan, jelas dr. Nihayatus Solikhah saat memberikan edukasi kepada pengunjung rawat jalan, Selasa (9/12/2025).
Salah satu penyakit yang sering muncul adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air bersih, seperti ember, pot tanaman, atau kaleng bekas yang terisi air hujan. Ketika kebersihan lingkungan tidak terjaga, nyamuk semakin mudah berkembang.
Gejala DBD meliputi demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri sendi, dan muncul bintik merah pada kulit. Pencegahan dapat dilakukan dengan langkah sederhana, seperti menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, dan mengubur barang bekas agar tidak menampung air.
Selain DBD, leptospirosis juga menjadi penyakit yang perlu diwaspadai. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui air banjir yang terkontaminasi urine hewan, seperti tikus.
Musim hujan sering memicu banjir, dan banyak orang terpaksa beraktivitas di air yang kotor. Bakteri dapat masuk melalui luka kecil di kulit, menyebabkan gejala demam, mata merah, sakit kepala, mual, dan nyeri otot. Pencegahannya cukup dengan menghindari genangan banjir, memakai alas kaki yang aman, dan menjaga kebersihan diri setelah beraktivitas.
Musim hujan juga berkaitan dengan meningkatnya infeksi saluran pernapasan, seperti flu, batuk pilek, hingga pneumonia. Udara yang lembap dan dingin menurunkan daya tahan tubuh, sementara virus dan bakteri lebih mudah bertahan hidup, sehingga penularan penyakit menjadi lebih cepat, terutama di tempat berkumpulnya banyak orang, seperti sekolah atau tempat kerja.
Menjaga pola makan, beristirahat cukup, dan memperbanyak konsumsi air putih membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Kebiasaan sederhana seperti mencuci tangan dan memakai masker saat sakit juga efektif mencegah penyebaran infeksi.
Musim hujan turut meningkatkan risiko diare, akibat kualitas air yang menurun dan makanan yang mudah terkontaminasi bakteri. Genangan air, lingkungan lembap, dan sanitasi yang kurang dapat mempercepat perkembangan kuman penyebab diare.
Gejala diare antara lain buang air besar berulang, perut mulas, mual, hingga dehidrasi. Menjaga kebersihan makanan, memastikan air minum bersih, dan mencuci tangan sebelum makan menjadi langkah penting untuk mencegah gangguan pencernaan.
Baca Juga : Jangan Asal Minum Obat Maag, Kenali Efek Sampingnya
Tak kalah penting, kondisi cuaca lembap juga memicu penyakit kulit, seperti infeksi jamur, gatal-gatal, atau biang keringat. Lembapnya pakaian yang tidak kering sempurna, sepatu basah, atau penggunaan pakaian ketat membuat kulit lebih mudah teriritasi. Oleh karena itu, penting menjaga kulit tetap kering, memakai pakaian yang nyaman, dan menjaga kebersihan diri, terutama setelah kehujanan.
Musim hujan memang membawa tantangan tersendiri bagi kesehatan, namun bukan berarti risiko penyakit tidak bisa diminimalkan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat, masyarakat dapat melalui musim hujan dengan lebih aman dan nyaman. *
PKRS-humas/rsudssma
