BERIKABARNEWS l – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan optimismenya bahwa draf perdamaian untuk mengakhiri perang dengan Rusia yang telah berlangsung hampir empat tahun dinilai “sangat layak” dan berpeluang dirampungkan dalam beberapa hari ke depan. Draf tersebut merupakan hasil negosiasi intensif antara Ukraina dan Amerika Serikat (AS).
Setelah mencapai kesepakatan final, utusan Amerika Serikat dijadwalkan menyerahkan proposal perdamaian tersebut kepada Kremlin. Langkah ini dinilai dapat membuka peluang pertemuan tingkat tinggi di Amerika Serikat pada akhir pekan mendatang.
Zelensky menyampaikan penilaian itu usai pertemuan di Berlin, Senin malam. Meski menyebut rancangan damai tersebut memiliki prospek kuat, ia mengakui masih ada persoalan krusial yang belum terselesaikan, terutama terkait status wilayah Ukraina yang kini diduduki pasukan Rusia.
Isu paling sensitif dalam perundingan adalah status wilayah Donbas, meliputi Luhansk dan Donetsk. Zelensky menegaskan Kyiv menolak keras pengakuan atas kendali Moskow di wilayah tersebut. Sebagai alternatif kompromi, Amerika Serikat mengusulkan penerapan konsep zona ekonomi bebas di kawasan konflik.
“Amerika sedang berupaya mencari titik temu. Zona ekonomi bebas tidak berarti wilayah itu berada di bawah kendali Federasi Rusia,” tegas Zelensky sebelum kunjungan resminya ke Belanda, Selasa (16/12).
Sementara itu, Rusia merespons proses negosiasi dengan sikap hati-hati. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Presiden Vladimir Putin menginginkan solusi damai yang bersifat komprehensif, bukan sekadar gencatan senjata sementara.
“Kami menginginkan perdamaian yang nyata, bukan jeda perang yang memungkinkan Ukraina bersiap melanjutkan konflik. Tujuan kami adalah menghentikan perang dan menjamin keamanan Eropa,” kata Peskov.
Rusia tetap menjadikan pengakuan atas empat wilayah yang dikuasainya, termasuk kedaulatan atas Krimea, sebagai syarat utama dalam kesepakatan damai.
Baca Juga : Skema Aset Rusia Beku, UE Cari Jalan Aman Biayai Ukraina
Di tengah tekanan diplomatik, pejabat Amerika Serikat mengklaim sekitar 90 persen kerangka perdamaian telah mencapai konsensus. Presiden AS Donald Trump bahkan menyebut situasi saat ini sebagai momen terdekat menuju penyelesaian damai sejak perang dimulai.
Namun, Zelensky memperingatkan bahwa jika diplomasi gagal akibat penolakan Moskow, Barat siap mengambil langkah tegas, mulai dari peningkatan sanksi ekonomi hingga penambahan dukungan militer, termasuk sistem pertahanan udara dan senjata jarak jauh.
Saat ini, Ukraina dan Amerika Serikat tengah menyusun lima dokumen utama yang mengatur kerangka perdamaian serta jaminan keamanan pascaperang guna menjaga stabilitas kawasan di masa mendatang. (ing)
Sumber :
AFP
