BERIKABARNEWS l KUCHING- Penurunan jumlah pekerja Indonesia di Malaysa tidak membuat khawatir dan menimbulkan isu besar bagi Sarawak. Hal ini menjawab pernyataan duta besar Indonesia di Malaysia Indera Hermono oleh Menteri Industri Makanan, Komiditi dan Pembangunan Wilayah Sarawak Dr Stephen Rundi Utom di Kuching.
“Itu pandangan daripada pihak mereka. Bagi kita di sini, perkara ini bukan isu besar. Ia sesuatu yang boleh dibawa ke meja rundingan melalui perbincangan G2G. Dari perspektif kita, perkara ini masih boleh ditangani,” kata Rundi.
Sebelumnya, Hermono mengungkapkan, saat ini banyak pekerja Indonesia memilih untuk bekerja di negara lain seperti Jepang, Taiwan, Singapura dan Hongkong.
Baca Juga : Anwar Ibrahim Tegaskan Bantuan Sara RM100 Bukan Solusi Tunggal Atasi Biaya Hidup
Data saat ini menunjukkan penurunan, tahun lalu jumlah pekerja Indonesia sebanyak 591.000 pekerja, tahun ini turun menjadi 543.000 pekerja.
Berdasarkan data dari 1 Januari hingga 4 September 2025, permintaan terhadap pekerja domestik (pembantu rumah) dan sektor formal terus meningkat, namun jumlah realisasinya hanya sedikit.
“Bagi sektor domestik terdapat 22.651 permintaan dalam waktu sembilan bulan tetapi hanya 6.506 kontrak yang terealisasi. Untuk sektor formal termasuk perladangan, terdapat 11.394 permintaan dan kontrak yang berhasil dibuat hanya 9.106,” jelas Rundi.
“Jika kita lihat trend enam bulan kebelakang, jumlah pekerja yang didokumenkan semakin berkurang. Bukan itu saja, mereka yang telah menyelesaikan kontrak dua tahun di sini, juga tidak berminat untuk menyambung, sebaliknya memilih untuk pulang ke Indonesia atau berhijrah ke negara lain,” tutupnya. (ndo)