BERIKABARNEWS l WASHINGTON – Tekanan dari Amerika Serikat terhadap Israel semakin meningkat setelah Sekretaris Luar Negeri AS Marco Rubio secara terbuka mendesak penghentian serangan udara di Gaza agar kelompok Hamas dapat melanjutkan proses pembebasan sandera. Seruan ini menjadi sinyal kuat perubahan sikap Washington terhadap operasi militer Israel yang telah berlangsung lama.
“Saya pikir Israel dan semua pihak mengakui bahwa kita tidak bisa membebaskan sandera di tengah-tengah serangan. Jadi, serangan harus dihentikan,” ujar Rubio dalam wawancara dengan CBS News – Face the Nation, Minggu (5/10/2025).
Pernyataan tersebut memperkuat tekanan diplomatik Amerika terhadap Israel di tengah upaya Presiden Donald Trump memajukan rencana perdamaian terbaru untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza.
Rencana Trump Dorong Pembicaraan di Mesir
Seruan Rubio datang bersamaan dengan respons positif Hamas terhadap peta jalan perdamaian 20 poin yang diajukan Presiden Trump, yang mencakup pembebasan sandera di Gaza dengan imbalan tahanan Palestina di Israel.
Dalam pesan teks yang dikonfirmasi oleh CNN, Presiden Trump menjawab “ya” ketika ditanya apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui untuk menghentikan kampanye militer di Gaza.
Negosiator dari Israel dan Hamas dijadwalkan memulai pembicaraan penting di Sharm el-Sheikh, Mesir, pekan ini. Netanyahu menyatakan harapan bahwa proses pembebasan sandera dapat dimulai dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga : Perundingan Krusial Gaza di Mesir: Israel dan Hamas Bahas Gencatan Senjata di Bawah Rencana Trump
Tantangan Logistik dan Masa Depan Pemerintahan Gaza
Meski optimisme meningkat, Rubio menegaskan bahwa ada tantangan logistik besar untuk membuka jalan bagi pembebasan sandera dan stabilisasi kawasan.
“Anda tidak dapat mendirikan struktur pemerintahan di Gaza yang bukan Hamas dalam tiga hari. Itu membutuhkan waktu,” kata Rubio dalam acara NBC – Meet the Press.
Ia menyoroti dua tantangan utama yang masih belum terselesaikan:
- Siapa yang akan memerintah Gaza setelah konflik berakhir.
- Bagaimana memastikan pelucutan senjata Hamas tanpa menciptakan kekosongan kekuasaan.
Presiden Trump menegaskan bahwa jika Hamas menolak menyerahkan kekuasaan atau menolak proses perdamaian, mereka akan menghadapi “kehancuran total.” Ia juga meminta kejelasan segera mengenai komitmen Hamas terhadap penyelesaian damai.
Harapan Baru di Tengah Konflik Panjang
Rencana diplomatik Trump saat ini dianggap sebagai upaya paling serius dan konkret untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 — konflik terpanjang dan paling merusak dalam sejarah Israel-Palestina.
Dengan tekanan politik dari Washington dan dukungan diplomatik dari sekutu regional seperti Mesir dan Qatar, kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera kini menjadi harapan nyata di tengah penderitaan warga Gaza yang terus berlanjut. (ing)
Pemberitaan Media Internasional