BERIKABARNEWS l – Perusahaan produsen peralatan telekomunikasi asal Finlandia, Nokia, mengumumkan pada Jumat (21/11/25) bahwa mereka akan menggelontorkan investasi besar senilai Rp64 triliun (setara USD 4 miliar) di Amerika Serikat. Investasi ini difokuskan pada riset, pengembangan, dan produksi untuk mempercepat kemajuan teknologi konektivitas jaringan berbasis Kecerdasan Buatan (AI).
Dari total investasi tersebut, Nokia mengalokasikan:
- Rp56 triliun (USD 3,5 miliar) untuk kegiatan Riset dan Pengembangan (R&D).
- Rp8 triliun (USD 500 juta) untuk manufaktur dan belanja modal, termasuk fasilitas yang berlokasi di Texas, New Jersey, dan Pennsylvania.
Langkah agresif ini diumumkan setelah Nokia memperkenalkan strategi baru perusahaan yang berfokus pada efisiensi operasional dan penguatan teknologi AI Network, menyusul peringatan laba pada Juli lalu akibat tarif serta pelemahan nilai dolar.
Keputusan Nokia menggenjot produksi di Amerika Serikat juga didasari pertimbangan untuk mengurangi risiko perdagangan global. Saat ini, AS tidak memiliki produsen besar perangkat telekomunikasi domestik, sehingga pasar bergantung pada tiga pemain utama: Nokia, Ericsson, dan Samsung.
Baca Juga : Meta Setuju Bayar 190 Juta Dolar untuk Akhiri Gugatan Privasi Facebook
CEO Nokia, Justin Hotard, yang bergabung dari Intel pada tahun ini, menegaskan bahwa perusahaan kini memprioritaskan ekspansi pada negara-negara yang menempatkan nilai tinggi pada teknologi Barat.
Rencana investasi ini juga dilaporkan menjadi salah satu topik pembahasan antara Presiden Finlandia Alexander Stubb dan Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan di Gedung Putih pada Oktober lalu.
Melalui investasi raksasa ini, Nokia berharap dapat memperkuat posisi mereka di pasar Amerika Utara sekaligus menyederhanakan operasi perusahaan dalam menghadapi persaingan ketat industri teknologi global. *
Sumber :
Reuters
