BERIKABARNEWS l BEIJING – China secara resmi menghentikan penyelidikan antimonopoli terhadap Google, di tengah meningkatnya negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat mengenai TikTok, Nvidia, dan isu perdagangan lainnya. Keputusan ini menandai perubahan taktik Beijing dalam menghadapi ketegangan ekonomi dengan Washington.
Fokus Regulator China Beralih ke Nvidia
Menurut dua sumber yang mengetahui keputusan tersebut, Administrasi Negara untuk Pengaturan Pasar (SAMR) memutuskan untuk menghentikan penyelidikan terhadap Google—status yang disebut zhongzhi dalam bahasa Mandarin.
Penyelidikan yang dibuka sejak Februari itu awalnya menyoroti dominasi sistem operasi Android dan dampaknya terhadap produsen ponsel Oppo dan Xiaomi. Namun, kini regulator China memusatkan perhatian pada dugaan pelanggaran antimonopoli oleh Nvidia, produsen chip terbesar di dunia.
Langkah ini dipandang sebagai sinyal bahwa Beijing berusaha memperkecil sasaran balasan agar lebih efektif, sekaligus memberikan pesan fleksibilitas kepada Washington dalam proses negosiasi.
Baca Juga : Tiongkok Dorong Kerja Sama Global di Bidang AI pada Pameran Cerdas Dunia 2025
Negosiasi Perdagangan AS–China Makin Intens
AS dan China pekan ini menggelar putaran negosiasi perdagangan selama tiga hari di Madrid, membahas tarif, kontrol ekspor, hingga divestasi TikTok. Sebelumnya, tiga putaran negosiasi telah digelar di Jenewa, London, dan Stockholm.
Presiden Donald Trump dijadwalkan berbicara langsung dengan Presiden Xi Jinping pada Jumat untuk menuntaskan kesepakatan terkait TikTok.
Sementara itu, SAMR menyatakan bahwa Nvidia melanggar undang-undang antimonopoli China saat mengakuisisi Mellanox Technologies, penyedia produk jaringan asal Israel-AS, yang disetujui bersyarat pada 2020. Jika terbukti bersalah, Nvidia dapat dikenai denda hingga 10 persen dari total penjualan tahun sebelumnya.
Larangan Pembelian Chip Nvidia oleh Perusahaan Teknologi China
Selain itu, Administrasi Siber China juga melarang perusahaan teknologi besar seperti ByteDance dan Alibaba membeli chip kecerdasan buatan RTX Pro 6000D, produk khusus buatan Nvidia untuk pasar China.
Langkah ini mempertegas sikap tegas Beijing terhadap Nvidia, sekaligus menegaskan bahwa penghentian penyelidikan Google tidak berarti pelonggaran pengawasan terhadap perusahaan teknologi asing lainnya.
Google Masih Beroperasi di Pasar China
Meski layanan mesin pencari Google diblokir di China, perusahaan asal AS ini masih mendapatkan pendapatan dari iklan untuk perusahaan China yang menargetkan pasar global. Google juga memiliki tim penjualan yang menjajakan layanan cloud dan periklanan kepada pelaku bisnis lokal seperti platform e-commerce Temu.
Google belum secara resmi diberitahu tentang keputusan penghentian penyelidikan ini dan menolak berkomentar atas laporan tersebut. SAMR dan Dewan Negara China juga belum memberikan pernyataan resmi. *
Sumber : Straitstimes.com